Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mitigasi Kebakaran Lahan Gambut, BRGM Gelar Sekolah Lapang Petani Gambut

Kompas.com - 14/05/2023, 19:34 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Guna memitigasi bencana kebakaran lahan Gambut, Badan Restorasi Gambut dan Manggrove (BRGM) menggelar Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) bagi para petani di Kalimantan Tengan (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Sabtu (6/5/2023) hingga Selasa (9/5/2023).

Sebelumnya, pada 2022, BRGM telah berhasil melatih 446 kader SLPG yang terdiri dari 290 kader laki– laki dan 159 kader perempuan dari enam provinsi di Tanah Air, yaitu Riau Jambi, Sumatera Selatan (Sumsel), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalteng, dan Kalsel.

Kali ini, kelompok tani yang mengikuti pembelajaran lapangan tersebut berasal dari Kalteng dan Kalsel. Adapun petani Kalteng yang mengikuti pendampingan berasal dari Desa Baung dan Muara. Sementara, kelompok tani Kalsel berasal dari Desa Teluk Masjid.

Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM Suwignya Utama mengatakan, petani tidak lagi membakar lahan dan menggunakan pupuk kimia dalam bertani.

Baca juga: BRGM Fokus Lakukan Restorasi Gambut agar Masyarakat Sumsel Sejahtera

Pada kegiatan sekolah lapang tersebut, lanjut Suwignya, petani diajarkan untuk membuka lahan tanpa bakar, membuat pupuk organik cair, dan pestisida alami.

“Dengan begitu, kebakaran hutan dan lahan dapat dicegah. Selain itu, petani antardaerah juga dapar saling berdiskusi dan bertukar pengalaman tentang pengalaman mereka,” ujar Suwignya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (14/5/2023).

Untuk diketahui, kegiatan SLPG sudah berjalan sejak 2018. Adapun program ini merupakan bentuk pendampingan BRGM kepada masyarakat tingkat tapak melalui pelatihan pengelolaan lahan gambut tanpa bakar dan penggunaan nutrisi alami.

Sesi Diskusi BRGM bersama Kelompok Tani terkait pengelolaan lahan gambutDok. BRGM Sesi Diskusi BRGM bersama Kelompok Tani terkait pengelolaan lahan gambut

Kader Mahir SLPG Kalteng Theti mengungkapkan, berkat pelatihan tersebut masyarakat kini bisa mengoptimalkan berbagai bahan yang tersedia serta hemat biaya produksi.

Baca juga: BRGM Dampingi Komunitas Lokal Perempuan Kelola Mangrove Jadi Bahan Pewarna Alami Kain

“Dengan memanfaatkan bahan organik di lingkungan, saya bisa membuat pupuk cair F1-Embio. Tanaman menjadi lebih subur dan tahan terhadap hama sekaligus hemat biaya produksi lantaran harga pupuk semakin mahal,” kata Theti.

Ia pun berharap, peserta sekolah lapang dapat mempraktikkan ilmu yang sudah dipelajari di desa masing-masing.

Setelah mendapatkan pelatihan sekolah lapang, peserta akan membangun mini demplot pengolahan lahan tanpa bakar (PLTB) yang lebih sustainable serta aktif dalam pemeliharaan demplot. Dengan begitu, mereka dapat menghasilkan produk pertanian dengan kualitas unggul.

Pada kesempatan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalteng Merty Ilona mengapresiasi kegiatan SLPG yang diadakan BRGM.

Baca juga: BRGM bersama Tim P5 Susun Sarana Edukasi tentang Ekosistem Gambut untuk Murid SMA/SMK

“BRGM menerapkan tiga strategi dalam percepatan restorasi, yaitu rewetting (pembasahan kembali), revegetasi (penanaman kembali), dan revitalisasi ekonomi masyarakat. Dengan adanya sekolah lapang ini, petani dapat mandiri dalam pangan, mensejahterakan ekonomi, dan menjaga lingkungan”, ujar Merty.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Pemerintah
Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Pemerintah
Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Swasta
Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Pemerintah
Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

BUMN
Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Pemerintah
Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau