JAKARTA, KOMPAS.com - Aparatur Sipil Negara (ASN) perempuan memiliki peran penting mengisi perspektif gender dalam pembangunan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, ASN perempuan, adalah think tank untuk mencari solusi atas persoalan sosial.
"Melalui pemikiran dan ide-ide untuk merumuskan atau memformulasi kebijakan dan program yang lebih adil dan inklusif untuk semua kelompok," kata Bintang sebagaimana dilansir Antara, Senin (15/5/2023).
Baca juga: Butuh Lebih Banyak Pemimpin Perempuan di Kesehatan Demi Capai Tujuan SDGs
Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Ikatan Pimpinan Tinggi (Pimti) Perempuan Indonesia Tahun 2023.
Menurutnya, upaya untuk mengatasi masalah perempuan dan anak di Indonesia sangat kompleks.
Permasalahan tidak hanya bisa teratasi oleh pemimpin, pemikir, dan pelaksana yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni, tetapi juga berperspektif gender yang baik.
Bintang menilai, posisi perempuan dalam tampuk kepemimpinan saat ini ibaratnya seperti piramida.
Baca juga: Hotline 129, Kanal Resmi Aduan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Selama Mudik
Itu artinya, semakin atas posisinya, semakin sedikit jumlah perempuan.
"Masih kurang representatif. Perempuan belum banyak di posisi tinggi atau pimpinan. Pejabat Eselon I baru 16 persen, Eselon II justru lebih sedikit. Ini miris sekali," kata Bintang.
Salah satu yang menghambat pencapaian perempuan dalam karier adalah budaya patriarki yang masih mengakar di masyarakat Indonesia.
"Bukan hanya alasan perempuan tidak memanfaatkan peluang di depan mata, tapi juga banyak karena faktor eksternal, seperti faktor patriarki yang masih kental di masyarakat kita," papar Bintang.
Baca juga: Rumah SAPA, Rumah Perlindungan bagi Perempuan Korban Kekerasan
Dia berharap Ikatan Pimti Perempuan Indonesia dapat turut mendorong peningkatan kapasitas dan potensi perempuan terutama di jajaran ASN.
"Saya harapkan dengan terbentuknya PIMTI maka akan ada program nyata untuk mengadvokasi ASN perempuan agar tidak ragu bersaing dan mengisi jabatan atau posisi tinggi dalam pekerjaan," ucap Bintang.
"Diharapkan kuota 30 persen pemimpin perempuan dapat kita wujudkan di jajaran ASN," sambungnya.
Baca juga: Kewirausahaan dan Pemberdayaan Perempuan, Komitmen Delta untuk ESG
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya