Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program pembangunan perumahan pro-rakyat terus digalakkan. Salah satunya rumah susun yang didesain khusus (rusus) bagi para penyandang disabilitas di Kota Surakarta.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan, dalam melaksanakan rusus penyandang disabilitas ini, Kementerian Sosial digandeng sebagai penyedia lahan di Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta.

Sementara, tugas dan peran Kementerian PUPR adalah membuat desain atau rancangan terkait rusus tersebut.

Surakarta dipilih sebagai percontohan lokasi pembangunan rusus penyandang disabilitas karena ramah difabel.

Baca juga: Tinggal Bawa Pakaian, Santri Ponpes Sayyid Hamim Bisa Tinggal di Rusun

Oleh karena itu, Iwan berkoordinasi dengan asosiasi penyandang disabilitas untuk mendapatkan masukan lain apabila ada kekurangan dalam proses pembangunannya.

"Kami akan berkoordinasi dengan asosiasi penyandang disabilitas terkait desain, pilihan material serta handicap yang perlu mendapat perhatian dan untuk uji coba proses penghunian," ujar Iwan, Minggu (14/5/2023).

Rusus ini tidak dilengkapi lift, melainkan handrail, dan tetap memperhatikan arah bukaan pintu untuk mempermudah aktivitas para penyandang disabilitas.Ristyan Mega Putra Rusus ini tidak dilengkapi lift, melainkan handrail, dan tetap memperhatikan arah bukaan pintu untuk mempermudah aktivitas para penyandang disabilitas.
Menurut Iwan, rusus ini tidak dilengkapi lift, melainkan handrail, dan tetap memperhatikan arah bukaan pintu untuk mempermudah aktivitas para penyandang disabilitas.

Berdasarkan data Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Jawa Tengah Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa III, rusus penyandang disabilitas dibangun di Jalan Adi Sucipto Nomor 41 Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.

Kontraktor pelaksananya adalah PT Erdea Berkah Mandiri dan Manajemen Konstruksi PT Bentareka Cipta dengan waktu pelaksanaan pekerjaan mulai September 2022 dan selesai Agustus 2023 mendatang.

Rusus tersebut dibangun satu tower setinggi lima lantai yang mencakup 62 unit tipe 24 dengan kapasitas 124 orang.

Rusus tersebut dibangun satu tower setinggi lima lantai yang mencakup 62 unit tipe 24 dengan kapasitas 124 orang.
Ristyan Mega Putra Rusus tersebut dibangun satu tower setinggi lima lantai yang mencakup 62 unit tipe 24 dengan kapasitas 124 orang.
Di dalamnya ada sejumlah ruangan, seperti ruang keluarga, ruang makan, kamar tidur, kamar mandi WC, dapur, ruang cuci dan jemur pakaian dan ada ruang kios. Sedangjan jaringan listrik adalah PLN prabayar dan air bersih dari PDAM.

Selain itu juga akan dipasang kusen aluminium, railing dari besi, cutting plate motif kawung, kanopi ACP, kanopi ramp atap kaca dan ornamen bagian luar adalah huruf braile timbul dan tulisan Spirit Of Java dan logo Kementerian PUPR dan Kemensos.

"Kami harap pembangunan Rusun ini bisa selesai dibangun sesuai perencanaannya sehingga bisa segera dimanfaatkan dan dihuni para penyandang disabilitas," cetus Iwan.

Perwakilan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta Kementerian Sosial Tuti Nurning menjelaskan, pihaknya telah melaksanakan pendataan calon penghuni Rusun ini.

"Kami sudah memiliki data calon penghuni Rusun ini dan sangat berterimakasih atas dukungan Kementerian PUPR atas hunian penyandang disabilitas di Indonesia," tuntas Tuti.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Bagaimana London Fashion Week Mendorong Fashion Berkelanjutan?

Bagaimana London Fashion Week Mendorong Fashion Berkelanjutan?

LSM/Figur
Kebangkitan PLTN, Listrik dari Nuklir Akan Pecahkan Rekor pada 2025

Kebangkitan PLTN, Listrik dari Nuklir Akan Pecahkan Rekor pada 2025

Pemerintah
Pedoman Penurunan Emisi Cakupan 3 Baru untuk Industri Kimia Dirilis

Pedoman Penurunan Emisi Cakupan 3 Baru untuk Industri Kimia Dirilis

Swasta
Resmi, Utang Indonesia ke AS Rp 573 Miliar Ditukar untuk Konservasi Terumbu Karang

Resmi, Utang Indonesia ke AS Rp 573 Miliar Ditukar untuk Konservasi Terumbu Karang

LSM/Figur
Rektor IPB: Masih Ada Kesenjangan Pembiayaan SDGs, Perlu Inovasi

Rektor IPB: Masih Ada Kesenjangan Pembiayaan SDGs, Perlu Inovasi

LSM/Figur
Karbon Indonesia Dijual ke Luar Negeri, Pengamat: Pembeli Cari yang Berkualitas

Karbon Indonesia Dijual ke Luar Negeri, Pengamat: Pembeli Cari yang Berkualitas

LSM/Figur
Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

Pemerintah
Tak Cukup 5 Tahun, Indonesia Perlu Rencana 25 Tahun untuk Capai NZE

Tak Cukup 5 Tahun, Indonesia Perlu Rencana 25 Tahun untuk Capai NZE

LSM/Figur
Tantowi Yahya Sebut Indonesia Diposisikan Pimpin Masa Depan Berkelanjutan

Tantowi Yahya Sebut Indonesia Diposisikan Pimpin Masa Depan Berkelanjutan

LSM/Figur
Berdampak Buruk ke Lingkungan, Pagar Laut Tangerang Harus Segera Dibongkar

Berdampak Buruk ke Lingkungan, Pagar Laut Tangerang Harus Segera Dibongkar

LSM/Figur
Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

BUMN
Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Pemerintah
Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Pemerintah
Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau