Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Koperasi, Amartha Jangkau Lebih dari 1,7 Juta Pelaku Usaha Akar Rumput

Kompas.com - 17/05/2023, 11:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama 13 tahun, Amartha tercatat telah menyalurkan lebih dari Rp 12 triliun kepada lebih dari 1,7 juta pelaku usaha.

Menurut Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, dalam perjalanan sejarah perusahaan, fokus pada inovasi dengan memanfaatkan teknologi adalah kunci utama pencapaian tersebut.

Amartha melihat potensi usaha ultra mikro di segmen akar rumput masih sangat besar. Namun, banyak tantangan yang dihadapi para pengusaha ini dalam mengembangkan usahanya, antara lain keterbatasan penetrasi teknologi di pedesaan.

"Hal ini mendorong Amartha senantiasa berinovasi, termasuk dengan pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) hingga menjalin kolaborasi dengan berbagai stakeholders untuk mengakselerasi penyaluran modal usaha," ujar Taufan, Rabu (17/5/2023).

Baca juga: Hutama Karya Kenalkan Produk Unggulan UMKM Binaan dalam KTT ASEAN

Beberapa inovasi teknologi Amartha tersebut dieksposisi pada konferensi bidang teknologi dan data terbesar di Asia, yaitu ‘Product Development Conference’ yang diadakan pada 16-17 Mei 2023 di Menara Mandiri, Jakarta.

Keikutsertaan Amartha dituangkan dalam sesi diskusi panel dengan tema “Pemakaian teknologi artificial intelligence (AI) pada aplikasi Amartha dalam meningkatkan kapabilitas usaha di segmen akar rumput.”

Taufan menuturkan, penggunaan AI dan teknologi berbasis data lainnya pada produk dan layanan Amartha diharapkan mampu membantu terciptanya akses yang lebih mudah dan dapat digunakan untuk memahami kondisi segmen akar rumput di lapangan.

"Amartha cukup gencar dalam mengembangkan produk teknologi yang adaptif dan menawarkan solusi menyeluruh mulai dari temuan dan analisis big data mengenai kondisi pasar, sampai penyederhanaan pengambilan keputusan bisnis," tambah Taufan.

Sebagai prosperity platform, Amartha tengah memperluas layanan ke segmen Business to Consumer (B2C) dan Business to Business (B2B) dengan mengombinasikan pendekatan humanis dan teknologi.

Pada layanan B2C, Amartha telah menyediakan produk berupa microfinance marketplace dan earn. Sementara layanan B2B terdapat loan channeling, embedded lending, embedded investment, dan credit decision engine.

Baca juga: Penumpang Bisa Membeli Souvenir UMKM Saat Memesan Tiket Pelita Air

Sebelum mencapai titik ini, Amartha memulai perjalanannya sebagai koperasi pada tahun 2010 silam di sebuah desa di Ciseeng, Jawa Barat.

Dengan mengimplementasikan model Grameen Bank dan tanggung renteng, Amartha berhasil menjangkau 10.000 pelaku usaha akar rumput lewat layanan keuangan.

Tingginya permintaan permodalan dari pelaku usaha ultra mikro, membuat Amartha bertransformasi menjadi perusahaan finansial teknologi (fintek) dan meluncurkan layanan pendanaan secara online melalui aplikasi Amartha pada 2017.

Terhitung pada Kuartal I-2023 ini bisnis Amartha telah tumbuh dua kali lipat secara merata di seluruh wilayah operasional di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

“Tahun ke-13 ini, Amartha berkomitmen menjangkau lebih banyak lagi pelaku usaha di segmen akar rumput melalui teknologi yang inklusif agar dapat menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan,” tutup Taufan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akselerasi Kota Pintar Berkelanjutan, SCEWC Siap Gelar 'Smart City Awards 2024'

Akselerasi Kota Pintar Berkelanjutan, SCEWC Siap Gelar "Smart City Awards 2024"

Swasta
Dokter: Terpapar TBC Tidak Berarti Langsung Sakit, Ada Rentang Waktu

Dokter: Terpapar TBC Tidak Berarti Langsung Sakit, Ada Rentang Waktu

Pemerintah
Tantangan Jurnalis Saat Alami Kekerasan, Lambatnya Aparat Hukum

Tantangan Jurnalis Saat Alami Kekerasan, Lambatnya Aparat Hukum

Pemerintah
BKKBN: Cuti Ayah yang Ideal Maksimal 15 Hari, Bisa Fleksibel

BKKBN: Cuti Ayah yang Ideal Maksimal 15 Hari, Bisa Fleksibel

Pemerintah
Anggrek Langka Terancam Punah, BRIN Lakukan Upaya Konservasi

Anggrek Langka Terancam Punah, BRIN Lakukan Upaya Konservasi

Pemerintah
Paradigma Pengembangan Energi Cenderung ke Ekonomi, Bukan Lingkungan

Paradigma Pengembangan Energi Cenderung ke Ekonomi, Bukan Lingkungan

LSM/Figur
Dorong Pertumbuhan TK Ahli Indonesia, Matsushita Kirim 84 Peserta Magang ke Jepang

Dorong Pertumbuhan TK Ahli Indonesia, Matsushita Kirim 84 Peserta Magang ke Jepang

Swasta
Penggundulan Hutan Kawasan Konservasi Jadi Sinyal Bahaya, Terbanyak di Papua

Penggundulan Hutan Kawasan Konservasi Jadi Sinyal Bahaya, Terbanyak di Papua

LSM/Figur
Perempuan Lebih Rentan Terdampak Perubahan Iklim, Ini Sebabnya

Perempuan Lebih Rentan Terdampak Perubahan Iklim, Ini Sebabnya

Pemerintah
Biochar TKKS, Produk Penyerap Karbon Perdana dari Neutura

Biochar TKKS, Produk Penyerap Karbon Perdana dari Neutura

Swasta
AJI Indonesia: Kekerasan terhadap Jurnalis Perempuan Harus Diintervensi

AJI Indonesia: Kekerasan terhadap Jurnalis Perempuan Harus Diintervensi

LSM/Figur
Slovakia Setop Produki Listrik dari PLTU, Andalkan PLTN dan Energi Terbarukan

Slovakia Setop Produki Listrik dari PLTU, Andalkan PLTN dan Energi Terbarukan

Pemerintah
Manfaat Teknologi Penginderaan Jauh, Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Manfaat Teknologi Penginderaan Jauh, Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Pemerintah
45 Persen Jurnalis Alami Kekerasan, Perempuan Paling Rentan

45 Persen Jurnalis Alami Kekerasan, Perempuan Paling Rentan

LSM/Figur
Peneliti BRIN: Desa Inovasi Berperan Penting dalam Membangun Indonesia

Peneliti BRIN: Desa Inovasi Berperan Penting dalam Membangun Indonesia

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com