KOMPAS.com - SiDU (Sinar Dunia) kembali menggelar program Ayo Menulis. Rangkaian program Ayo Menulis ini diawali kegiatan Lomba Menulis Nasional bertema “Harta Karun Indonesia”.
Kegiatan berlangsung hingga 22 Juni 2023 menyasar siswa kelas 3, 4 dan 5 SD di seluruh Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan literasi anak usia dini.
Ayo Menulis merupakan inisiatif SiDU yang telah berjalan sejak 2017. Pada 2023 ini, SiDU berkolaborasi dengan Majalah CIA mewujudkan gerakan edukasi melalui kegiatan pelatihan dan lomba menulis bertema "Harta Karun Indonesia".
Kegiatan akan diikuti 500 sekolah dasar tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Bali, hingga NTT. Target peserta lomba yang akan berlangsung sampai bulan Juni 2023 ini mencapai 5.000.
Nantinya, sebanyak 51 tulisan terpilih akan diterbitkan dalam bentuk buku berjudul "Harta Karun Indonesia". Kegiatan menulis ini rencananya akan dicatat dalam Rekor MURI sebagai Peserta Terbanyak Lomba Tingkat Nasional Menulis Tangan.
Pemenang lomba akan diumumkan pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2023, dengan hadiah berupa dana pendidikan dan piagam penghargaan.
Acara kick-off diselenggarakan di SDN Benhil 05 Pagi, Jakarta pada Rabu, 24 Mei 2023, dan dihadiri Widyaprada Ahli Madya Direktorat SD Kemdikbudristek Sugiyanto, Shahnaz Haque, dan Domestic Business Head Stationery Business APP Sinar Mas Adi Kurniawan.
Sugiyanto (Widyaprada Ahli Madya Direktorat SD Kemdikbudristek) menekankan pentingnya menulis tangan sejak dini. Selain bermanfaat untuk perkembangan otak dan keterampilan anak, menulis dengan tangan juga berdampak pada pertumbuhan mental secara keseluruhan.
Baca juga: Pentingnya Dimensi Akses dalam Memajukan Budaya Literasi
Menulis dengan tangan bukan hanya membantu mereka memahami informasi lebih baik, tetapi juga mendukung perkembangan keterampilan motorik dan sosial mereka.
"Saat ini anak-anak memang lebih suka menggunakan gadget. Saya mendukung ada kegiatan menulis dengan tangan sejak dini. Bisa melatih mereka untuk lebih fokus dalam segi kognitif," jelasnya.
"Jadi menulis dengan tangan bisa kita simpulkan bahwa sebagai aktivitas fisik yang menyenangkan," pungkas Sugiyanto.
Shahnaz Haque, artis sekaligus pemerhati pendidikan keluarga menilai, menulis tangan bukan hanya bermanfaat bagi perkembangan otak, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental anak-anak Generasi Z.
Namun, upaya menghidupkan kembali kebiasaan menulis dengan tangan tentu bukanlah tugas yang mudah.
Seperti dituturkan Kepala SD Negeri Benhil 05 Pagi Jakarta Pusat Siti Badriyah, tantangan terbesar ada pada guru.
"Pasca dua tahun pandemi, guru-guru harus bekerja ekstra untuk membiasakan anak-anak kembali menulis dengan tangan. Kendati demikian, semua upaya tersebut dilakukan dengan harapan besar untuk memajukan literasi di kalangan siswa," ungkapnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya