Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Selain lemak babi, lemak hewani lain seperti lemak ayam dan sapi juga bisa dimanfaatkan, termasuk minyak nabati dan minyak jelantah.

Dalam metode HEFA terdapat proses mengolah trigliserida, asam lemak jenuh, atau tidak jenuh dalam minyak nabati, minyak goreng bekas, dan lemak hewani untuk menghasilkan bahan bakar pesawat.

Dilansir dari Renewable bio-jet fuel production for aviation: A review yang diterbitkan dalam jurnale Fuel tahun 2019, ada dua proses pengolahan dalam metode HEFA.

Proses pertama adalah mengubah asam lemak tak jenuh dan trigliserida menjadi asam lemak jenuh dengan hidrogenasi katalitik.

Asam lemak jenuh diubah menjadi alkana rantai lurus melalui hidrodeoksigenasi dan dekarboksilasi.

Proses kedua adalah adalah reaksi cracking and isomerization. Dalam proses ini, alkana rantai lurus diolah sedemikian rupa menghasilkan alkana rantai bercabang.

Dari alkana rantai bercabang, diolah lagi hingga terciptalah bahan bakar cair yang kemudian dipisahkan menjadi beberapa produk yaitu kerosene untuk bahan bakar pesawat, nafta, dan gas ringan.

Bahan bakar pesawat yang dihasilkan melalui metode HEFA dapat langsung digunakan dalam mesin penerbangan.

Baca juga: Uji Coba Kilang Cilacap Bisa Produksi Green Diesel dan Avtur

Potensi bumerang

Di sisi lain, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berbasis di Brussels, Belgia, Transportation & Environment, memprediksi bahwa bahan bakar pesawat dari minyak hewani bisa meningkat tiga kali lipat pada 2030.

Hal tersebut memicu kekhawatiran selanjtnya dan berpotensi menjadi bumerang bagi produk lain.

Pasalnya, lemak hewani ini digunakan di banyak industri lain, seperti makanan hewan, sabun, dan kosmetik.

Namun, seperti yang ditulis oleh Transport & Environment dalam laporan mereka, bahwa ketersediaan lemak hewani terbatas.

Memanfaatkan dan membunuh lebih banyak hewan untuk konsumsi bukanlah suatu pilihan yang tepat.

Baca juga: Kemenristek: Green Diesel D100, Bahan Bakar Terbarukan dari Sawit

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com