Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Investasi Energi Bersih 2023 Bakal Lampaui Minyak Fosil

Kompas.com, 4 Juni 2023, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Investasi global dalam energi bersih diprediksi meningkat menjadi 1,7 triliun dollar AS atau ekuivalen Rp 25.436 triliun hingga akhir 2023.

Angka ini merupakan bagian dari investasi energi dengan total nilai 2,8 triliun dollar AS atau setara Rp 41.895 triliun.

Pada saat itu, produksi energi surya akan melampaui energi berbasis fosil untuk kali pertama. Demikian laporan International Energy Agency (IEA) bertajuk Investasi Energi Dunia.

Menurut IEA, investasi dalam teknologi energi bersih secara signifikan melampaui pengeluaran untuk bahan bakar fosil karena keterjangkauan dan masalah keamanan yang dipicu oleh krisis energi global.

Investasi sebesar itu diharapkan akan digunakan untuk teknologi bersih, termasuk energi terbarukan, kendaraan listrik, tenaga nuklir, jaringan listrik, penyimpanan, bahan bakar rendah emisi, peningkatan efisiensi dan pompa panas.

Baca juga: Mengenal Tujuan 7 SDGs: Energi Bersih dan Terjangkau

Sisanya, sekitar 1 triliun dollar AS atau sekitar Rp 15.000 triliun akan digunakan untuk batu bara, gas, dan minyak.

IEA menganalisis, investasi energi bersih tahunan diperkirakan akan meningkat sebesar 24 persen antara tahun 2021 dan 2023.

Peningkatan ini didorong oleh energi terbarukan dan kendaraan listrik, dibandingkan dengan kenaikan investasi bahan bakar fosil sebesar 15 persen selama periode yang sama.

Akan tetapi, lebih dari 90 persen peningkatan ini berasal dari ekonomi maju dan China, yang dianggap menghadirkan risiko serius garis pemisah baru dalam energi global jika transisi energi bersih tidak terjadi di tempat lain.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol menuturkan, energi bersih bergerak lebih cepat dari yang disadari banyak orang. Ini terlihat jelas dalam tren investasi, di mana teknologi bersih menjauh dari bahan bakar fosil.

Untuk setiap dollar yang diinvestasikan dalam bahan bakar fosil, sekitar 1,7 dollar (Rp 25.439) sekarang digunakan untuk energi bersih. Kondisi ini berbanding terbalik pada lima tahun lalu, yang rasionya satu banding satu.

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP): Cara Kerja, Jenis, dan Komponennya

"Salah satu contoh cemerlang adalah investasi di bidang tenaga surya, yang akan mengambil alih jumlah investasi yang masuk ke dalam produksi minyak untuk pertama kalinya," ujar Fatih.

Energi tenaga surya memimpin dengan teknologi listrik rendah emisi dan diperkirakan mencapai hampir 90 persen dari investasi pembangkit listrik.

"Konsumen juga berinvestasi dalam penggunaan akhir yang lebih berlistrik," cetus Fatih.

Sementara, penjualan pompa panas global juga tercatat telah mengalami pertumbuhan tahunan dua digit sejak 2021.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau