Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Singapura, Luhut Sampaikan 4 Agenda Indonesia Bangun Pertumbuhan Ekonomi secara Berkelanjutan

Kompas.com, 7 Juni 2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memaparkan empat agenda Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi dalam cara yang berkelanjutan.

Pertama, melanjutkan industri hilir untuk pertumbuhan ekonomi. Ketahanan ekonomi yang kuat saat ini disebabkan karena pergeseran industri hilir dari besi baja ke baterai listrik.

Kedua, melakukan digitalisasi untuk pemerintahan yang lebih efisien, transparan, dan inklusif. Ekonomi digital Indonesia bertumbuh mencapai 77 Juta dollar AS pada 2022, didukung oleh pertumbuhan 13 startup lokal yang berstatus unicorn.

Baca juga: Ekonomi Sirkular Jadi Strategi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Ketiga, dekarbonisasi untuk mempercepat nol emisi dan mencari peluang ekonomi hijau. Profil emisi Indonesia saat ini didominasi oleh sektor tenaga listrik dan transportasi.

Keempat, menyeimbangkan ketimpangan sosial-ekonomi secara adil di Indonesia. Untuk mencapai komitmen ini, Indonesia tidak bisa bergerak sendirian sehingga membutuhkan komitmen dan kerja sama dari berbagai negara.

Hal itu dipaparkan Luhut dalam diskusi panel bertajuk Pursing a Prosperous, Low-Carbon Future pada Selasa (6/6/2023) sebagai bagian dari Ecosperity Week 2023 di Singapura.

Luhut menyampaikan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan potensi ekonomi yang penting bagi dunia, sebagaimana dilansir dari situs web Kemenko Marves.

Baca juga: Mengintip Konsep Pembangunan Berkelanjutan di Kawasan Industri Jababeka

Indikator yang saat ini menunjukkan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara berpendapatan tinggi.

“Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai target dalam isu lingkundan dan Indonesia saat ini sudah sangat siap untuk berbagai upaya yang akan dilakukan ke depan,” ujar Luhut.

“Indonesia juga terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai negara untuk keberlanjutan masa depan kita mendatang,” sambung Luhut.

Salah satu hasil KKT G20 di Bali tahun lalu adalah komitmen Indonesia dalam mencapai emisi nol karbon melalui kerjasama Just Energy Transition Partnership (JETP).

Baca juga: Petrokimia Gresik Tebar 100 Drone, Siapkan Pertanian Berkelanjutan

Luhut menyampaikan, saat ini telah dibangun sekretariat JETP yang berada di Jakarta untuk mempercepat kerja dan melebarkan kerja sama dengan berbagai negara.

“Selain itu Indonesia juga telah berhasil mengurangi deforestasi dan sampah plastik di laut. Kedua hal ini menjadi bentuk komitmen pemerintah untuk lingkungan yang berkelanjutan,” ucap Luhut.

Terkait dengan percepatan nol emisi, Luhut berujar bahwa Pemerintah Indonesia sudah memformulasi berbagai rencana untuk melakukan dekarbonisasi sesuai dengan profil emisinya.

“Yaitu dengan berkomitmen dalam penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), mengurangi ketergantungan batubara dengan membangun energi terbarukan dan transmisi,” jelas Luhut.

Baca juga: Wahid Foundation dan JTI Lestarikan Pemberdayaan Berkelanjutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau