Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Energi angin atau bayu adalah salah satu sumber energi terbarukan yang ketersediannya sangat besar.

Energi angin atau bayu merupakan alternatif energi yang terbarukan, melimpah ruah, tersebar luas, dan bersih.

Energi angin atau bayu bisa dimanfaatkan sebagai untuk membangkitkan listrik melalui pembangkit listrik tenaga angin alias pembangkit listrik tenaga angin bayu (PLTB).

Baca juga: Potensi Energi Angin di Indonesia, Tersebar Luas di Berbagai Wilayah

Pemanfaatan pembangkit listrik tenaga angin tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) selama beroperasi dan menggunakan sedikit lahan.

Akan tetapi, setiap teknologi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, tak terkecuali pembangkit listrik tenaga angin.

Berikut kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga angin dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: PLN Gandeng Adaro Power-Total Eren, Bangun PLTB di Kalimantan Selatan

Kelebihan pembangkit listrik tenaga angin

Pembangkit listrik tenaga angin memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Terbarukan

Energi angin adalah sumber energi bersih, terbarukan, serta tidak habis-habisnya. Selain itu, pemanfaatan pembangkit listrik tenaga angin tidak membakar bahan bakar atau mencemari udara.

2. Biaya operasional rendah

Investasi awal untuk membangun pembangkit listrik tenaga angin relatif mahal. Akan tetapi setelah beroperasi, biaya operasionalnya sangat rendah.

Pasalnya, sumber energi angin tersedia secara gratis dan perawatan pembangkit listrik tenaga angin tidak terlalu banyak selama masa pakainya.

3. Biaya investasi semakin murah

Investasi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin telah menurun lebih dari 80 persen sejak 1980. Berkat kemajuan teknologi dan permintaan yang melonjak, biaya investasinya diperkirakan akan terus menurun di masa mendatang.

4. Menghemat dan merawat air bersih

Pembangkit listrik tenaga angin tidak menghasilkan emisi partikulat yang berkontribusi terhadap kontaminasi merkuri di danau dan sungai. Energi angin juga menghemat sumber daya air.

5. Menciptakan lapangan kerja

Industri di sektor energi angin telah berkembang pesat sejak turbin angin menjadi teknologi yang semalik komersial. Industri ini telah menciptakan lapangan kerja di seluruh dunia.

Beberapa pekerjaan yang ada untuk sektor ini seperti manufaktur, instalasi, pemeliharaan turbin angin, dan konsultasi energi angin.

Baca juga: PLN Peroleh Lelang Pembangunan PLTB dengan Tarif Terendah Sepanjang Sejarah

Kekurangan pembangkit listrik tenaga angin

Pembangkit listrik tenaga angin memiliki beberapa kekurangan, berikut di antaranya.

1. Keandalan

Pembangkitan listrik tenaga angin bergantung pada kecepatan angin. Jadi, jika kecepatan angin terlalu rendah, energi listrik yang dihasilkan juga rendah.

2. Berpotensi berisik

Bila bilah turbin angin berputar cepat, suara yang bising akan muncul. Sehingga dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga dengan anak kecil atau pekerja kantoran.

3. Membahayakan burung dan kekelawar

Putaran bilah turbin angin berkecepatan tinggi membahayakan burung dan kelelawar yang terbang dan manabraknya. Kebisingan juga dapat mengganggu hewan di tanah.

4. Investasi yang besar

Biaya investasi awal pembangkit listrik tenaga angin relatif tinggi. Selain itu, ada biaya tambahan untuk membangun jaringan listrik.

Baca juga: Indonesia dan Belanda Jajaki Pengembangan PLTB

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau