Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kita Olah Banderol Sampah Plastik hingga Rp 10.000 Per Kilogram

Kompas.com - 15/06/2023, 15:10 WIB
Josephus Primus,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kita Olah Indonesia yang berkecimpung di sirkulasi ekonomi sampah plastik mematok harga sampah plastik hingga Rp 10.000 per kilogram. Sementara, harga batas bawahnya Rp 3.000 per kilogram.

"Harga sampah plastik yang kami terima kami pilah dulu sesuai jenis plastik," tutur CEO dan Founder Kita Olah Indonesia Muhamad Andriansyah, Rabu (14/6/2023), di lokasi pengelolaan sampah Kita Olah Indonesia di Bojong Menteng, Rawa Lumbu, Kota Bekasi.

Andriansyah yang karib disapa Andre menyebut jenis sampah plastik yang masuk daftar pengolahan pihaknya adalah polyethilene terephthalate (PET) yang acap menjadi bahan baku botol minuman dalam kemasan maupun minuman berkarbonasi.

Selain itu, ada juga plastik high density polyethylene (HDPE) yang menjadi bahan baku botol sampo, botol oli, tutup botol minuman, hingga wadah makanan di dalam kulkas, dan sebagainya.

Baca juga: Super Indo Patok Sampah Plastik Rp 2.500 hingga Rp 5.000 Per Kilogram

Kemudian, kemasan plastik multilayer yang merupakan perpaduan plastik dengan alumunium foil berikut sterofoam, dan polystyrene (PS) foam sebagai bahan baku pembungkus makanan hingga pembungkus dan tatakan alat elektronik juga dibeli oleh Kita Olah Indonesia.

Kita Olah Indonesia berdiri sejak 2021 sebagai perusahaan rintisan social enterpriseSampai sekarang, daya serap Kita Olah Indonesia per hari adalah 3 ton sampah plastik.

Rata-rata per bulan, perusahaan itu mampu mengelola 78 ton sampah plastik.

"Dalam setahun, kami mampu mengolah 500 ton sampah plastik," tutur Andre.

Per 2022, Kita Olah Indonesia menjalin kerja sama dengan produsen makanan Mayora Grup. Hasilnya, Kita Olah Indonesia menjadi mitra pengumpulan sampah plastik dari botol air minum dalam kemasan (AMDK) merek Le Minerale.

Andre memaparkan, pengelolaan sampah plastik sejatinya melewati tiga proses. Ada proses pencacahan sampah plastik menjadi bentuk potongan-potongan kecil. Berikutnya, ada pengolahan sampah plastik menjadi bentuk biji.

Sampah plastik berbentuk cacahan dan biji sudah dapat diolah menjadi produk-produk siap pakai semisal kepala sapu ijuk, jeriken ukuran besar maupun kecil, sampai dengan bola warna-warni yang biasa dipakai dalam permainan mandi bola.

Baca juga: Agincourt Resources Tingkatkan Daur Ulang Sampah Plastik 64 Persen

Dalam tanggung jawab sosial pula, Kita Olah Indonesia, memberi kesempatan kepada tenaga lanjut usia berpartisipasi mendapatkan penghasilan dari kerja menyortir sampah plastik.

Penelusuran Kompas.com di lokasi pengolahan menunjukkan para lansia mendapat upah rerata Rp 55.000 per hari per orang.

Terkini, Kita Olah Indonesia menggandeng Care® pada program ekonomi sirkular sampah plastik bertajuk "Yok Yok Ayo Daur Ulang" atau YYADU.

Kerja sama ini, kata Director Environment & Sustainability Affairs Responsible Care Hanggara Sukandar, di tempat yang sama, gegara pertimbangan bahwa sirkulasi ekonomi sampah membutuhkan keterlibatan banyak pihak.

"Pengolahan sampah tidak bisa berdiri sendiri," ucap Andre.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Swasta
Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

LSM/Figur
Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

LSM/Figur
DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

Swasta
BNI Implementasikan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja

BNI Implementasikan Kesetaraan Gender di Ruang Kerja

BUMN
AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

LSM/Figur
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Pemerintah
Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Pemerintah
Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau