Pada siang hari, melalui proses fotosintesis, tanaman menyerap karbon dioksida dan sinar matahari yang kemudian menghasilkan oksigen.
Namun pada malam hari, saat fotosintesis berhenti, tanaman justru mengeluarkan karbon dioksida dalam proses yang disebut respirasi.
Terlepas dari produksi oksigen atau karbon dioksida, tanaman hias tidak dapat membuat banyak perbedaan kualitas udara di dalam rumah.
Baca juga: 7 Cara Mengurangi Polusi Udara yang Berbahaya bagi Kesehatan
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa tanaman bukanlah cara paling efektif untuk menyaring polutan dan menjernihkan udara di dalam ruangan.
Di sisi lain, ada beberapa metode lain yang dapat membantu meningkatkan kualitas udara di rumah.
Air purifier atau pembersih udara rumah bekerja dengan menyaring udara dalam ruangan melalui filter khusus yang menjebak partikel berbahaya seperti polutan dan alergen.
Membuka jendela secara berkala juga dapat membantu meningkatkan kualias udara di dalam rumah.
Meskipun udara luar juga mengandung polutan, udara dalam ruangan memiliki VOC antara dua hingga lima kali lebih banyak daripada udara luar.
Pastikan rumah dan ruangannya memiliki ventilasi yang baik setiap kali menggunakan produk yang mengeluarkan VOC.
Selain itu, biarkan pintu atau jendela tetap terbuka saat menggunakan produk pembersih yang kuat atau menyemprotkan aerosol.
Baca juga: Tips Mencegah Penyakit ISPA di Tengah Kualitas Buruk Udara Jakarta
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya