KOMPAS.com - Sejauh ini sudah ada 20 proyek pra-studi kelayakan teknologi hidrogen di Indonesia dari pihak industri.
20 proyek itu tersebar di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Sumba, Nusa Tenggara Timur, maupun Papua.
Hal tersebut disampaikan Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eniya Listiani Dewi, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Begini Arah Perkembangan Pemanfaatan Hidrogen di Indonesia
Untuk memasuki tahap studi kelayakan, para industri ini menantikan roadmap atau peta jalan dari pemerintah.
"Namun, saat akan feasibility study (studi kelayakan), mereka (industri) menanyakan apakah ada peta jalan? Komitmen? Ini yang perlu kita mulai dari sekarang," kata Eniya di Jakarta, Rabu (21/6/2023).
Eniya mengakui, untuk mewujudkan pemanfaatan energi hidrogen memang memerlukan waktu.
Poin pokok yang penting adalah komitmen dari pemerintah dengan adanya peta jalan. Kemudian diperlukan regulasi dan standar yang jelas, termasuk mekanisme insentif.
Baca juga: Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Hidrogen Asia
Jika harus memulai pemanfaatan hidrogen, kata Eniya, hal yang paling potensial adalah dari sektor industri dengan memproduksi hidrogen hijau walaupun masih skala kecil, karena harganya masih relatif tinggi.
"Saya yakin titik balik harga akan turun pada 2030, namun tidak mungkin kita menunggu untuk memulai memanfaatkan hidrogen sampai 2030, bisa-bisa kita tertinggal," ucap Eniya.
Dia menuturkan, sejauh ini BRIN telah melakukan kajian terkait peta jalan strategi nasional terkait pemanfaatan hidrogen untuk jangka panjang hingga 2060.
"Kami mengidentifikasi kebutuhan hidrogen sampai 2060. Peta jalan ini menekankan perlunya ekosistem yang mendukung implementasi hidrogen di Indonesia," tutur Eniya.
Baca juga: Indonesia Jadi Negara Menjanjikan untuk Pengembangan Hidrogen Hijau
Eniya menuturkan peta jalan itu berisi penjelasan tentang arah hidrogen yang terbagi menjadi tiga segmen, yaitu segmen pilot project atau demo plant, pengembangan introduksi ke pasar dan penetrasi pasar, serta efek kepada nilai tambah ekonomi.
Menurut dia, ekonomi Indonesia di masa depan akan ditopang bukan hanya dari minyak, tetapi juga hidrogen.
Pasalnya, komoditas ini bisa dipakai di berbagai sektor mulai dari sektor pembangkit listrik hingga industri, terutama industri petrokimia, perumahan, hingga transportasi.
BRIN mendorong Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membuat strategi hidrogen nasional.
Strategi ini mencakup tidak hanya potensi, namun juga rantai produksi, distribusi, hingga pemanfaatan di Indonesia agar pihak swasta tidak lagi bertanya tentang komitmen pemerintah terhadap hidrogen.
Baca juga: Pelabuhan Rotterdam Kembangkan Pabrik Hidrogen Hijau 1 GigaWatt
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan, hidrogen sudah dimasukkan ke dalam draf pembaruan Kebijakan Energi Nasional (KEN).
Hal tersebut disampaikan Satya dalam acara Indonesia International Hydrogen Summit 2023 yang diselenggarakan oleh Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), Rabu.
Satya menegaskan, hidrogen sudah masuk ke dalam skenario transisi energi di Indonesia, sebagaimana dilansir dari situs web DEN.
Baca juga: Bangun Pembangkit Hidrogen, PLN Kolaborasi dengan Perusahaan Perancis
"Salah satunya adalah pemanfaatan hidrogen untuk truk dengan teknologi fuel cell. Selain itu juga sebagai bahan bakar pembangkitan bagi industri dengan proses temperatur rendah," ungkap Satya.
Dia mengatakan, target pemanfaatan hidrogren di Indonesia dalam skenario transisi energi di draf KEN adalah 1 juta ton setara minyak atau million ton oil equivalent (MTOE) pada 2035.
Target tersebut untuk pembangkit listrik tenaga hidrogen, menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar energi fosil.
Selain itu, dalam draf KEN juga disebutkan pemanfaatan hidrogen sebesar 2 sampai 3 MTOE untuk truk kecil berteknologi fuel cell pada 2035.
Baca juga: Mengapa Hidrogen Penting untuk Transisi Energi?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya