Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Wantannas Kunjungi Pabrik Aqua, Bahas Ketahanan Air Nasional

Kompas.com, 23 Juni 2023, 07:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Laksdya TNI Dadi Hartanto meninjau Pabrik Aqua Mekarsari, Sukabumi, dan sumber air Kubang, Kamis (22/6/2023).

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka akselerasi penguatan ketahanan air nasional yang berkelanjutan untuk mendukung perekonomian dan keamanan nasional.

Dadi menjelaskan, Wantannas sebagai represensi pemerintah ikut mengupayakan peningkatkan ketahaan air nasional sebagai salah satu prioritas yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi.

“Ketahanan air yang berkelanjutan harus dimulai dengan perhatian yang lebih besar dalam pengelolaan sumber-sumber air," kata Dadi.

Oleh karena itu, pengelolaan air menuntut adanya keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi. Ketahanan air yang didukung keterpaduan konservasi sumber daya air merupakan kunci dari pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Gradasi, Cara Danone-Aqua Kelola Sampah Plastik

Upaya pemanfaatan air juga memerlukan pengelolaannya tersendiri. Fokus pengelolaan pada tahap ini adalah untuk menjaga kualitas dan kuantitas air untuk masyarakat, termasuk untuk kegiatan ekonomi.

"Kekurangan penyediaan pasokan air baku, misalnya, mendorong rumah tangga dan industri untuk menggunakan air baku secara bertanggung jawab. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pasokan air baku, kualitas air mutlak untuk dijaga,” tambah Dadi.

Sementara itu, Government and External Scientific Affairs Director Danone Indonesia Rachmat Hidayat menjelaskan air memainkan peran penting sebagai bahan utama produksi Produksi.

"Sejalan dengan komitmen menyediakan hidrasi yang sehat, kami terus berusaha untuk melindungi dan melakukan inovasi untuk menyeimbangkan kualitas dan kuantitas sumber air kami melalui strategi utama kami yaitu dengan memilih sumber air terbaik dan melindungi kemurnian air," ungkap Rachmat.

Menurutnya, Aqua juga memiliki berbagai komitmen dalam pengelolaan sumber daya air yang bertujuan untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air bagi lingkungan dapat terjaga dengan baik dan ini tentunya sangat sejalan dengan Ketahanan Air Nasional.

Baca juga: Jerremy dan Aksi The Spring Membangun Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak

Kunjungan kerja Tim Wantannas ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Sukabumi iyos Somantri beserta segenap pimpinan daerah baik di Kota Sukabumi maupun Kabupaten Sukabumi.

"Pemerintah Kabupaten Sukabumi sangat mendukung langkah-langkah yang dilakukan Tim Wantanas RI terkait ketahanan air nasional," kata Iyos.

Dia menambahkan, pabrik Aqua Mekarsari selama ini telah melakukan berbagai kegiatan pelestarian lingkungan, termasuk berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi.

Sebagaimana ditutukan Kepala Pabrik Aqua Mekarsari Krisvan Sarendeng, Perusahaan senantiasa menjalankan konsep pabrik yang ramah lingkungan, yaitu dengan menerapkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya air secara terpadu di setiap aspek produksi.

Pabrik secara aktif menjalankan berbagai kegiatan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan dan melibatkan berbagai pihak, yaitu Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kecamatan Cicurug dan Cidahu, Dinas Lingkungan Hidup, LSM peduli lingkungan, dan masyarakat.

Danone memiliki komitmen mengembalikan air lebih banyak ke lingkungan dan masyarakat, dibandingkan yang dimanfaatkan oleh perusahaan.

Baca juga: Danone Indonesia Donasikan Mobil Instalasi Pengolah Air ke NU

Untuk mencapai komitmen tersebut, Danone melakukan kegiatan konservasi di hulu, pertanian berkelanjutan, efisiensi pada proses produksi, serta program sanitasi dan akses air bersih.

"Melalui kegiatan tersebut saat ini Danone Indonesia telah mencapai ambisi positive water impact, dan hal ini telah divalidasi oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional),” ujar Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni.

Danone juga mendorong adanya kolaborasi multipihak. Salah satunya melalui Forum Daerah Aliran Sungai, yang akan berperan untuk menjembatani dari hulu ke hilir melalui inisiatif Pembayaran Jasa Lingkungan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Iklim Bukan Satu-satunya Penyebab Bencana Hidrometeorologi di Sumatera Barat, Ini Kata Pakar
Iklim Bukan Satu-satunya Penyebab Bencana Hidrometeorologi di Sumatera Barat, Ini Kata Pakar
LSM/Figur
Mengapa Banjir Bandang di Sumatera Barat Berulang? Ini Menurut WALHI
Mengapa Banjir Bandang di Sumatera Barat Berulang? Ini Menurut WALHI
LSM/Figur
Pembalakan Liar: Tantangan Regulasi dan Ancaman bagi Generasi Mendatang
Pembalakan Liar: Tantangan Regulasi dan Ancaman bagi Generasi Mendatang
Pemerintah
Upaya Warga Selamatkan Kakatua Jambul Kuning Langka, Tanam Pohon Kelengkeng
Upaya Warga Selamatkan Kakatua Jambul Kuning Langka, Tanam Pohon Kelengkeng
LSM/Figur
IS2P Bekali Jurnalis untuk Olah Laporan Keberlanjutan dan Cegah Greenwashing
IS2P Bekali Jurnalis untuk Olah Laporan Keberlanjutan dan Cegah Greenwashing
LSM/Figur
Eksploitasi SDA Demi Ekonomi 8 Persen, Indonesia Bisa Keluarkan Biaya Lebih Menurut Pakar
Eksploitasi SDA Demi Ekonomi 8 Persen, Indonesia Bisa Keluarkan Biaya Lebih Menurut Pakar
LSM/Figur
Upaya Restorasi TN Tesso Nilo 31.000 Hektar, Cukupkah untuk Gajah?
Upaya Restorasi TN Tesso Nilo 31.000 Hektar, Cukupkah untuk Gajah?
Pemerintah
Banjir Sumatera dan Amanah Kolektif Menjaga Ruang Hidup
Banjir Sumatera dan Amanah Kolektif Menjaga Ruang Hidup
Pemerintah
Survei: 32 Persen CEO Indonesia Klaim Perusahaannya Terapkan Keberlanjutan
Survei: 32 Persen CEO Indonesia Klaim Perusahaannya Terapkan Keberlanjutan
Swasta
Kemenhut: Gelondongan Terbawa Banjir Berasal dari Pohon Lapuk dan Kemungkinan 'Illegal Logging'
Kemenhut: Gelondongan Terbawa Banjir Berasal dari Pohon Lapuk dan Kemungkinan "Illegal Logging"
Pemerintah
Ironi Banjir Besar di Sumatera, Saat Cuaca Ekstrem Bertemu Alih Fungsi Lahan
Ironi Banjir Besar di Sumatera, Saat Cuaca Ekstrem Bertemu Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
ADB: Asia Perlu 1,7 Triliun Dollar AS Per Tahun untuk Respons Perubahan Iklim
ADB: Asia Perlu 1,7 Triliun Dollar AS Per Tahun untuk Respons Perubahan Iklim
LSM/Figur
Kemenhut Ancam Pidanakan Pihak yang Tak Serahkan Lahan TN Tesso Nilo
Kemenhut Ancam Pidanakan Pihak yang Tak Serahkan Lahan TN Tesso Nilo
Pemerintah
Kasus Campak Global Naik, 30 Juta Anak Tak Dapat Vaksin
Kasus Campak Global Naik, 30 Juta Anak Tak Dapat Vaksin
Pemerintah
Viral Kayu Gelondongan Hanyut Saat Banjir, Kemenhut Telusuri Asalnya
Viral Kayu Gelondongan Hanyut Saat Banjir, Kemenhut Telusuri Asalnya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau