Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toni Toharudin, Kernet Angkot yang Sukses Sabet Gelar Profesor

Kompas.com - 26/06/2023, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Dosen dan kerja serabutan

Menjadi dosen bukan berarti akhir dari perjuangan Toni. Ia masih bercita-cita untuk terus mengenyam pendidikan demi mengubah nasib.

Kesempatan sebagai dosen ia manfaatkan untuk terus melakukan penelitian. Sampai suatu saat, Toni meneliti bersama Johan HL Oud dan Kai Welzen, dua profesor asal Belanda.

Mereka membukakan kesempatan untuk Toni melanjutkan studi non-degree, magister, hingga doktoral di Belgia dan Belanda dengan beasiswa pemerintah maupun biaya sendiri.

Baca juga: Mengenal Tujuan 4 SDGs: Pendidikan Berkualitas

Karena beasiswa pemerintah jumlahnya terbatas, Toni juga harus bekerja keras selama kuliah di Belgia dan Belanda. Pekerjaan seperti mencuci piring di kantin, mencuci botol di pabrik, hingga menjadi peserta uji coba obat-obatan, pernah ia lakoni demi sesuap nasi di perantauan.

"Bahkan beberapa kali di kelas saat kuliah saya mengantuk, karena saya harus kuliah dari pagi hingga sore, lalu dari jam 9 malam hingga jam 5 pagi saya harus bekerja," ungkap Toni.

Sepulang studi dari Eropa pada tahun 2010, didikan orang tua Toni terbukti. Pendidikan berhasil mengubah nasibnya.

Tahun 2013, Toni dipercaya menjadi anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN-SM), sebagai lembaga pemerintah yang bertugas menjamin mutu pendidikan puluhan ribu sekolah se-Indonesia.

Pada tahun 2018, Toni juga didapuk sebagai kepala badan tersebut, dan kini memeroleh kepercayaan sebagai Anggota Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal di Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Perjalanan hidup yang penuh dengan perjuangan tersebut terbukti membentuk karakter Toni yang gigih, ulet, dan memiliki semangat juang tinggi.

Kini nasib Toni telah berubah, bahkan mencapai prestasi sebagai seorang profesor. Oleh karenanya kepada para pelajar yang masih berjuang untuk berkuliah, Toni mengajak untuk terus bersemangat.

"Jangan pernah menyesali kegagalan karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu memberikan jalan yang terbaik. Mari kita terus percaya, mun keyeng tangtu pareng, yang artinya: berusaha sungguh-sungguh, maka pasti (cita-cita) akan tercapai!," tuntasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com