KOMPAS.com – Perubahan iklim saat ini telah menjadi ancaman semakin nyata yang dihadapi Bumi dan kehidupan di dalamnya.
Perubahan iklim merupakan efek dari banyaknya emisi gas rumah kaca (ERK) yang lepas ke atmosfer sehingga panas matahari yang terperangkap di dalam Bumi semakin banyak.
Menurut Badan Meteorologi Dunia (WMO) dalam laporannya pada 12 Januari 2023, suhu permikaan Bumi meningkat rata-rata 1,15 derajat Celsius pada 2022.
Baca juga: Perbedaan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Di sisi lain, dalam Perjanjian Paris, negara-negara di dunia berambisi agar suhu Bumi tidak naik 1,5 derajat celsius untuk mencegah dampak negatifnya.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa dampak jangka panjang dari perubahan iklim akan berdampak buruk terhadap Bumi.
Beberapa dampak jangka panjang perubahan iklim seperti pencairan es laut, naiknya permukaan air laut, meningkatnya gelombang panas dan curah hujan tinggi, serta penurunan sumber daya air di daerah semi-kering.
Baca juga: Wakil Rakyat Didesak Berperan Aktif Antisipasi Perubahan Iklim
Selain itu, benua akan mengalami berbagai dampak jangka panjang yang berbeda akibat perubahan iklim, sebagaimana dilansir situs web Badan Survei Geologi AS (USGS).
Di bawah ini adalah beberapa dampak jangka panjang perubahan iklim berdasarkan benua menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).
Baca juga: Krisis Keanekaragaman Hayati Tak Lepas dari Perubahan Iklim
Baca juga: Bagaimana Limbah Makanan Memperparah Perubahan Iklim dan Pemanasan Global?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya