SEMARANG, KOMPAS.com – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat, potensi gas rawa atau biogenic shallow gas (BSG) yang diketahui di wilayah Jateng ada sekitar 14,47 juta kaki kubik standar atau standard cubic feet (SCF).
Kepala Bidang (Kabid) Energi Baru dan Terbarukan Dinas ESDM Jateng Eni Lestari menuturkan, potensi gas rawa teberada di Kabupaten Pemalang dengan 3,03 juta SCF.
Sedangkan, potensi terendah dideteksi di Kota Salatiga, yakni mencapai 2.884 SCF.
Baca juga: Cerita Gembira Warga Banjarnegara-Karanganyar Usai Beralih ke Gas Rawa
“Potensi lainnya tersebar di beberapa kabupaten dengan besaran potensi cadangan gas rawa yang bervariasi," jelas dia saat diwawancari Kompas.com, Selasa (4/7/2023).
Setahu dia, baru sedikit provinsi yang telah memanfaatkan gas rawa untuk mendukung perekonomian warga.
“Provinsi lain belum banyak yang eksplorasi dan utilisasi tentang gas rawa. Baru Jateng, lalu menyusul Jawa Timur (Jatim) yang sudah memulai. Jadi, untuk potensi di daerah lain, kami kurang paham. Kalau di Jateng, potensinya termasuk lumayan (besar) untuk ukuran gas rawa,” jelasnya.
Pemprov Jateng mulai membangun infrastruktur instalasi perpipaan gas rawa sejak 2017. Jumlahnya sekarang telah mencapai enam unit yang tersebar di empat kabupaten.
Instalasi gas rawa tersebut antara lain berada di Desa Rejek, Grobogan (2017); Desa Bantar, Banjarnegara (2020); Api Abadi Mrapen, Grobogan (2021); Desa Pegundungan, Banjarnegara (2021); Desa Krendowahono, Karanganyar (2022); dan Desa Gabus, Sragen (2022).
“Ada lebih dari 300 KK yang sudah terdampak untung dari pembangunan instalasi gas rawa,” ungkap Eni.
Dinas ESDM Jateng pada tahun ini sedang melanjutkan inovasi berupa penambahan dua unit instalasi gas rawa, yakni di Banjarnegara dan Sragen. Masing-masing unit ditarget bisa mengalirkan BSG ke 30 KK.
Baca juga: Potensi Energi Surya Jateng Melimpah Ruah, Pertumbuhan Investasi Perlu Digenjot
Dinas ESDM mendorong pemanfaatan gas rawa oleh warga sebagai sumber energi alternatif pengganti elpiji. Pengembangan gas rawa ini dilakukan sebagai bagian dari diversifikasi energi dan mendorong ketahanan energi Nasional.
“Yang sudah kelihatan, pemanfaatan gas rawa bisa menghemat 32 persen dari biaya elpiji tabung 3 kilogram tiap KK per bulan,” jelas Eni.
Dinas ESDM Jateng mengakui belum semua potensi gas rawa yang sudah ditemukan kini telah dimanfaatkan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya