Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bumi Hadapi Tripel Ancaman Besar, Aksi Nyata Mendesak Dilakukan

Kompas.com - 12/07/2023, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Bumi saat ini tengah menghadapi tiga tantangan berat yaitu perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto dalam pembukaan pameran Indonesia Climate Change Expo and Forum (ICCEF), Kamis (6/7/2023).

“Bumi menghadapi triple planet challenges yakni perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi,” kata Agus.

Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Hujan Makin Lebat dan Cuaca Ekstrem, Bencana Mengintai

Dia menambahkan, ketiga tantangan tersebut saling berkaitan dan sangat mendesak untuk diatasi. Kerja sama menjadi upaya penting untuk mengatasinya.

“Menjadi panggilan kita semua untuk melakukan akselerasi aksi-aksi nyata memerangi tantangan dimaksud,” ujar Agus, sebagaimana dilansir dari situs web KLHK.

Dia menuturkan, Indonesia juga berupaya untuk mengatasi perubahan iklim, salah satunya melalui Dokumen Peningkatan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional atau Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC).

Dalam dokumen tersebut, Indonesia menargetkan dapat menurunkan emisi dari 29 persen menjadi 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen menjadi 43,20 persen dengan dukungan internasional.

Baca juga: Ada 5 Juta Santri se-Indonesia, Pesantren Punya Peran Strategis Mitigasi Perubahan Iklim

Rencana tersebut dinilai sebagai aksi menjaga emisi karbon seimbang atau net zero emission, di mana emisi karbon yang diserap sama atau lebih besar dari emisi karbon yang dikeluarkan.

Kondisi tersebut juga menjadi tujuan keberhasilan program pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

Dasar pijakan utama dari Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 adalah pengelolaan hutan lestari, tata kelola lingkungan, dan tata kelola karbon.

Sasaran yang ingin dicapai melalui implementasi Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 yaitu tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar -140 juta ton setara karbon dioksida pada 2030.

Baca juga: Dampak Jangka Panjang Perubahan Iklim Berdasarkan Benua

Agus memandang, penyelenggaraan ICCEF 2023 tersebut merupakan wujud semangat dan optimisme bersama dalam mengakselerasi implementasi pengendalian perubahan iklim di Indonesia.

“Penyelenggaraan ICCEF 2023 dapat menjadi momentum yang efektif dalam mengedukasi publik,” ucap Agus.

“Kolaborasi ini diharapkan membangun keselarasan langkah dalam mengawal isu-isu perubahan iklim terutama dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya,” imbuhnya.

ICCEF 2023 merupakan rangkaian kegiatan menuju agenda internasional 28th Conference of the Parties United Nations Framework Convention on Climate Change (COP28 UNFCCC) 2023 yang akan diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

“Perjuangan pengendalian perubahan iklim Indonesia menjadikan ICCEF ini sebagai bagian tidak terpisahkan sekaligus menempatkan sosialisasi persiapan delegasi Indonesia menuju COP28 UNFCCC,” ujar Agus.

Baca juga: Perbedaan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau