KOMPAS.com - Pengembangan anak usia dini masuk dalam prioritas Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu tujuan nomor empat, Pendidikan Berkualitas.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek Iwan Syahril dalam Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
"Prioritas SDGs nomor empat yaitu semua anak memperoleh akses terhadap layanan pengembangan dan perawatan anak usia dini yang berkualitas serta pendidikan prasekolah sebagai persiapan masuk ke pendidikan dasar," kata Iwan, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Dukung Pendidikan dan Pemberdayaan Terintegrasi, SBI Hadirkan Solusi Academy
Dalam pleno sesi ketiga Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN disebutkan, pendidikan anak usia dini juga masuk dalam rencana kerja ASEAN bidang pendidikan 2021-2025.
Assistant Director Education, Youth, and Sport Division Sekretariat ASEAN Roger Yap Chao Jr mengatakan, pendidikan anak usia dini dengan akses yang berkeadilan dan berkualitas merupakan salah satu poin utama dalam rencana kerja.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam mendukung dan memperkuat rencana kerja tersebut adalah memprioritaskan pendidikan dini yang terintegrasi dan holistik bagi anak.
Roger menuturkan, peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini sebaiknya tidak hanya dilakukan sendiri-sendiri oleh setiap negara, melainkan perlu kerja sama yang inklusif dengan berbagai pihak.
Baca juga: Martabe Dukung Peningkatan Kualitas Pendidikan Vokasi Pertanian
Selain itu Roger menegaskan perlu ada keseriusan dalam bentuk ketersediaan anggaran untuk melaksanakan program berkualitas bagi pendidikan anak usia dini.
Selanjutnya, diperlukan juga peningkatan kapasitas bagi orangtua untuk dapat terus terkoneksi dengan anak karena membangun pendidikan anak usia dini berarti membangun negara yang kuat.
"Pendidikan anak usia dini merupakan fondasi yang kuat bagi generasi muda untuk dapat hidup di tengah di masyarakat global," ucap Roger.
Dalam forum pleno yang sama, Head of ECED Tanoto Foundation Eddy Henry menyatakan, Indonesia perlu melakukan analisis lebih lanjut untuk mengungkap isu-isu spesifik yang berkaitan dengan kesenjangan dalam penguatan pengembangan pendidikan anak usia dini.
Baca juga: HK Peduli, Upaya Hutama Karya Bangun Infrastruktur Pendidikan dan Desa
Beberapa isu tersebut antara lain pemenuhan gizi dan nutrisi untuk anak, praktik pola pengasuhan, dan akses terhadap pendidikan berkualitas.
Menurutnya, mengembangkan ekosistem yang efektif bagi pendidikan anak usia dini akan terwujud dengan kolaborasi oleh berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah dan organisasi-organisasi maupun masyarakat.
Untuk organisasi yang dimaksud adalah organisasi finansial, organisasi yang mengimplementasikan, dan organisasi pendukung.
"Kolaborasi ini perlu dijalankan. Misalnya jika ingin menjangkau masyarakat di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan maka perlu media yang membantu penyebarluasan informasi," kata Eddy.
Baca juga: Gandeng Dua Pemkab di Jambi, Tanoto Foundation Tingkatkan Kualitas Pendidikan Dasar
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya