Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2023, 10:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Tanoto Foundation menggandeng Pemerintah Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar serta mengupayakan percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Kerja sama ini dituangkan dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Tanoto Foundation Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Batang Hari dan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi di kantor Tanoto Foundation, Jakarta, Kamis (15/6/2023).

Pj. Bupati Muaro Jambi Bachyuni Deliansyah mengatakan, kerja sama ini sebagai landasan dan pedoman pengelolaan pelaksanaan program serta ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kualitas pendidikan dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Muaro Jambi.

“Saya berharap, kesepakatan ini dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak yang terkait sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dan dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta adanya pengawasan hasil dari pelaksanaan, untuk digunakan sebagai bahan evaluasi,” tutur Bachyuni.

Baca juga: RGE Bantah Tudingan Deforestasi dalam Rantai Pasok

Bupati Batang Hari Muhammad Fadhil Arief menambahkan, kerja sama ini adalah kelanjutan dari yang telah terjalin sebelumnya.

Menurut Fadhil, kerja sama untuk peningkatan kualitas pendidikan dasar melalui Program PINTAR telah berjalan sejak tahun 2018 hingga saat ini.

Program PINTAR juga telah membantu Kabupaten Batang Hari mencapai hasil yang baik pada asesmen nasional untuk kompetensi literasi dan numerasi, jenjang SD maupun SMP.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Batang Hari melebarkan kerja sama untuk Program SIGAP dalam rangka upaya penurunan stunting.

"Hari ini pernyataan minat tersebut disambut baik, dengan penandatanganan naskah kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama pada hari ini,” imbuh Fadhil.

Sementara Head of Basic Education Program Tanoto Foundation M Ari Widowati menjelaskan, sejak 2018 Tanoto Foundation mendukung 25 kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa melalui pelatihan guru dan kepala sekolah serta pendampingan dalam perencanaan daerah untuk pendidikan berkualitas.

Baca juga: Mengenal Tujuan 4 SDGs: Pendidikan Berkualitas

Di Batanghari, Tanoto Foundation memulai program PINTAR pada tahun 2018, sementara di Muaro Jambi dimulai pada tahun 2021.

Kedua kabupaten ini secara aktif mendukung dan menyebarkan secara mandiri praktik baik pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan kemampuan siswa.

"Maka dalam kesempatan ini, kami ingin sampaikan apresiasi yang tinggi kepada kedua kabupaten ini atas komitmen nyatanya,” ungkap Ari.

Di tempat yang sama, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation Indonesia Eddy Henry menuturkan program percepatan penurunan stunting Tanoto Foundation di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi akan berfokus pada empat hal.

Keempatnya adalah pendampingan teknis yang meliputi intervensi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP), pemenuhan pelaksanaan Aksi Konvergensi, penguatan kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK) serta dukungan untuk pemantauan dan evaluasi.

Baca juga: Perubahan Perilaku Masyarakat Tantangan Tersulit Atasi Stunting 2023

Untuk mencapai target stunting 14 persen pada tahun 2024 sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, dibutuhkan upaya yang lebih intensif dan tepat sasaran.

"Kerja sama ini diharapkan tidak hanya dapat menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi namun juga memberikan dampak jangka panjang, yaitu meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, hasil asesmen nasional tahun 2021 menunjukkan bahwa 1 dari 2 siswa Indonesia memiliki kemampuan membaca di bawah minimum, serta 2 dari 3 siswa memiliki kemampuan matematika di bawah minimum.

Sedangkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia mencapai angka 21,6 persen, yang artinya ada sekitar 4,6 juta kasus balita stunting di Indonesia dan prevalensi stunting di Kabupaten Batang Hari saat ini mencapai 26,3 persen dan Kabupaten Muaro Jambi mencapai 18,6 persen.

 

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau