Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Rokok Terus Sumbang Kemiskinan di Indonesia

Kompas.com - 31/07/2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Konsumsi rokok masih terus menjadi kontributor terbesar terhadap garis kemiskinan di Indonesia.

Menurut data Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rokok menjadi penyumbang garis kemiskinan terbesar kedua dibandingkan beras.

Beras berkontribusi terhadap 19,35 persen garis kemiskinan di perkotaan dan 23,73 persen garis kemiskinan di pedesaan.

Baca juga: Pemerintah Optimistis Kemiskinan Ekstrem Hilang pada 2024

Sedangkan rokok menyumbang 12,14 persen garis kemiskinan di perkotaan dan 11,34 persen garis kemiskinan di pedesaan.

Masih menurut data Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023, pengeluaran untuk membeli rokok lebih besar dibandingkan protein hewani yaitu daging ayam dan telur ayam.

Kontribusi daging ayam terhadap garis kemiskinan adalah 4,53 persen di perkotaan dan 3,34 persen di pedesaan.

Sedangkan sumbangan telur ayam terhadap garis kemiskinan adalah 4,22 persen di perkotaan dan 2,93 persen di pedesaan.

Baca juga: Upaya Penurunan Stunting Sejalan Pengentasan Kemiskinan

Sebelumnya, rokok juga terus menjadi komoditas penyumbang garis kemiskinan dengan persentase yang besar.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada Juli 2018, rokok menjadi komoditas terbesar kedua penyumbang garis kemiskinan di Indonesia.

Menurut Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2018, rokok kretek filter menyumbang 11,07 persen kemiskinan di perkotaan serta 10,21 persen di perdesaan.

Pada 2020, rokok juga menjadi kontributor kedua terbesar terhadap kemiskinan di Indonesia yaitu 11,17 persen di perkotaan dan 10,37 persen di pedesaan, sebagaimana dilansir Kompas.com.

Baca juga: Pangkas Kemiskinan Ekstrem, Penguatan Ekonomi Keluarga Perlu Didorong

Kemiskinan menurun

BPS mengukur profil kemiskinan dengan garis kemiskinan, yaitu pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.

Penduduk dikatakan miskin jika mereka memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Pada Maret 2023, garis kemiskinan per kapita per bulan adalah Rp 550.458. Garis kemiskinan ini naik bila dibandingkan September 2022 yaitu Rp 535.547 per kapita per bulan.

Menurut data BPS, jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 adalah 25,90 juta jiwa, menurun 0,46 juta jiwa bila dibandingkan September 2022.

Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 adalah 7,29 persen. Angka ini menurun bila dibandingkan September 2022 yang sebesar 7,53 persen.

Sementara itu, persentase penduduk miskin pedesaan pada Maret 2023 adalah 12,22 persen, menurun bila dibandingkan September 2022 yaitu 12,36 persen.

Baca juga: Sisa 1,5 Tahun, Pemerintah Kebut Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tak Punya Lahan, Jakarta dan Bandung Belum Masuk Proyek 'Waste to Energy'
Tak Punya Lahan, Jakarta dan Bandung Belum Masuk Proyek "Waste to Energy"
Pemerintah
Menteri LH Akui Ada Keteledoran Perusahaan dalam Kasus Radioaktif Cikande
Menteri LH Akui Ada Keteledoran Perusahaan dalam Kasus Radioaktif Cikande
Pemerintah
Oil Change International: Jepang Lakukan Kolonialisme Karbon di Asia Tenggara lewat Teknologi Gagal
Oil Change International: Jepang Lakukan Kolonialisme Karbon di Asia Tenggara lewat Teknologi Gagal
LSM/Figur
Ecolab Perkenalkan Sistem Pendinginan Ramah Lingkungan untuk Pusat Data Masa Depan
Ecolab Perkenalkan Sistem Pendinginan Ramah Lingkungan untuk Pusat Data Masa Depan
Swasta
Tiga Startup Raih Rp 10 Miliar untuk Uji Coba Solusi Iklim di Indonesia
Tiga Startup Raih Rp 10 Miliar untuk Uji Coba Solusi Iklim di Indonesia
Swasta
Potensi dan Permintaan Energi Kaltim Belum Nyambung, PLN Siapkan Super Grid
Potensi dan Permintaan Energi Kaltim Belum Nyambung, PLN Siapkan Super Grid
LSM/Figur
Melawan Intoleransi lewat Jalan Pendidikan
Melawan Intoleransi lewat Jalan Pendidikan
LSM/Figur
Kemenlu soal Target Second NDC: Tak Perlu Khawatir, Target Iklimnya Ambisius
Kemenlu soal Target Second NDC: Tak Perlu Khawatir, Target Iklimnya Ambisius
Pemerintah
BBM E10 Tingkatkan Bauran EBT, tapi Bahan Bakunya Bersaing Kebutuhan Pangan
BBM E10 Tingkatkan Bauran EBT, tapi Bahan Bakunya Bersaing Kebutuhan Pangan
LSM/Figur
Bukan Cuma Ganggu Paru-paru, Polusi Udara Juga Bisa Picu Diabetes
Bukan Cuma Ganggu Paru-paru, Polusi Udara Juga Bisa Picu Diabetes
LSM/Figur
Cuma 19 Persen Proyek REDD+ Sukses, Tanda Imbalan Tak Cukup Selamatkan Hutan
Cuma 19 Persen Proyek REDD+ Sukses, Tanda Imbalan Tak Cukup Selamatkan Hutan
Pemerintah
AIPI: Bukan Restorasi, Konservasi Mangrove Jadi Kunci Pangkas CO2
AIPI: Bukan Restorasi, Konservasi Mangrove Jadi Kunci Pangkas CO2
LSM/Figur
Kita Telah Sampai pada Titik Kritis Iklim, Tekornya Capai 10 Kali Lipat dari Awal Milenium
Kita Telah Sampai pada Titik Kritis Iklim, Tekornya Capai 10 Kali Lipat dari Awal Milenium
LSM/Figur
Banyuwangi jadi Percontohan Budi Daya Udang Berkelanjutan
Banyuwangi jadi Percontohan Budi Daya Udang Berkelanjutan
Pemerintah
Solusi Krisis Iklim Ada di Akar Rumput, Pemerintah Jangan Bikin Program Sepihak
Solusi Krisis Iklim Ada di Akar Rumput, Pemerintah Jangan Bikin Program Sepihak
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau