Pakaian adalah sumber mikroplastik yang sangat besar karena sekarang banyak yang terbuat dari nilon atau poliester, bahan yang dikenal tahan lama dan murah.
Setiap siklus pencucian dan pengeringan melepaskan mikrofilamen yang bergerak melalui sistem pembuangan limbah dan berakhir di saluran air.
Diperkirakan setengah juta ton kontaminan ini mencapai lautan setiap tahun. Itu setara dengan polusi plastik lebih dari 50 miliar botol.
Baca juga: Kenakan Busana Fast Fashion, Tokoh Carrie Bradshaw Jadi Buah Bibir
Merek-merek fast fashion memproduksi pakaian dua kali lebih banyak saat ini dibandingkan tahun 2000.
Peningkatan produksi yang signifikan ini juga menyebabkan peningkatan limbah tekstil, baik di pra dan pasca produksi.
Dari proses pemotongan, ada banyak bahan yang terbuang karena tidak dapat digunakan lagi. Sebuah penelitian memperkirakan, 15 persen kain terbuang dalam proses produksi garmen.
Di pascaproduksi, 60 persen dari sekitar 150 juta pakaian yang diproduksi secara global pada 2012 dibuang hanya beberapa tahun setelah produksi.
Baca juga: Jangan Cuma Belanja Pakaian, Ketahui Juga Dampak Fast Fashion pada Lingkungan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya