KOMPAS.com - Perhimpunan Organisasi Pasien Tuberkulosis (POP TB) Indonesia dan dan Principal Recipient (PR) Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI membentuk TB Army.
TB Army bertujuan untuk mengatasi berkembangnya jenis bakteri TBC yang resisten obat (RO) yang kebal terhadap antibiotik lini pertama.
Didukung oleh Global Fund, TB Army mengembangkan pendekatan baru untuk mendukung Program TBC Nasional yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Putus Rantai Penularan TBC, Kemenkes Siapkan Teknis Karantina
Mereka menelusuri pasien-pasien TBC RO yang belum memulai pengobatan setelah diagnosis agar mengakses perawatan TBC yang berkualitas.
Salah satu penyintas TBC RO pendiri POP TB Indonesia Budi Hermawan dalam keterangan tertulis menyampaikan, pihaknya menyelenggarakan pelatihan di beberapa wilayah.
"PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkolaborasi dengan POP TB Indonesia menyelenggarakan pelatihan TB Army Komunitas TBC RO untuk 47 kabupaten atau kota di 13 provinsi," ujar Budi, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (30/8/2023).
Dalam kegiatan pembentukan TB Army di Jakarta, Selasa (29/8/2023), Budi mengatakan pembentukan TB Army dilakukan dalam tiga angkatan.
Angkatan pertama dibentuk di Surabaya pada 15-17 Agustus 2023, kedua di Medan pada 22-24 Agustus, dan terakhir di Jakarta pada 28-30 Agustus.
Baca juga: Tekan Angka Kasus TBC, Phapros Luncurkan Pro TB 2 Daily Dose
National Program Director PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Heny Akhmad menjelaskan, TB ARMY melakukan kegiatan pelacakan pasien-pasien TBC RO yang belum memulai pengobatan setelah diagnosis dengan mengoptimalkan peran penyintas TBC dan Organisasi Penyintas TBC.
Implementasinya diawali dengan tahap piloting di 5 kabupaten atau kota selama Juni hingga Juli 2023 untuk pasien-pasien TBC RO yang belum memulai pengobatan setelah diagnosis pada 2022.
Selama masa piloting, 12 orang penyintas TBC RO yang bergabung dalam Tim TB ARMY telah melakukan pelacakan pasien sejumlah 98 orang di wilayah Jakarta Timur, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Makassar.
Pada September sampai Desember 2023, dia berharap 79 TB ARMY pada 47 kabupaten atau kota di wilayah perluasan akan membantu 552 pasien TBC RO yang sudah terdiagnosa tetapi belum memulai pengobatan untuk memulai perawatan mereka di fasilitas kesehatan di 13 provinsi.
Menteri Kesehatan Budi G Sadikin berpesan, penyintas TBC merupakan aspek yang sangat penting dalam eliminasi TBC.
Baca juga: Rumah Beratap Asbes Berisiko Tinggi Sebabkan Tuberkulosis
Mereka dapat berperan sebagai acuan bagi pasien TBC RO lainnya dengan menumbuhkan optimisme dan semangat untuk memulai dan menjalani pengobatan.
"TB ARMY juga menjadi momentum yang baik untuk membuktikan bahwa Indonesia mempunyai usaha-usaha yang kuat dalam eliminasi TBC," kata Budi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, angka pasien terdiagnosis TBC RO yang memulai pengobatan pada tahun 2022 hanya mencapai 60 persen.
Sebesar 40 persen dari yang belum memulai pengobatan tidak diketahui alasannya karena belum dilacak.
Baca juga: Komite Ahli TBC Indonesia: Kepemimpinan Walkot Arief di Bidang Kesehatan Luar Biasa
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya