KOMPAS.com - Bonus demografi Indonesia pada 2030 membuka peluang investasi di sektor kesehatan Tanah Air berkisar 84 miliar dollar AS atau setara Rp 1.200 triliun lebih.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Jumat (8/9/2023).
"Kesempatan investasi kesehatan di Indonesia sangat tinggi. Sebanyak 84 miliar dollar AS peluang investasinya," kata Maxi sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Bonus Demografi Jadi Sia-sia Jika Stunting Tak Ditangani Maksimal
Dia mengatakan, Indonesia sangat berpeluang menjadi ladang investasi kesehatan. Pasalnya, bangsa Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2030.
Pada periode tersebut, jumlah masyarakat produktif diprediksi mendorong peningkatan produk domestik bruto (PDB) Indonesia, termasuk kesadaran masyarakat untuk berinvestasi pada kesehatan.
PDB Indonesia saat ini berada di kisaran 4.500 dollar AS atau sekitar Rp 69 juta per kapita.
"Saat bonus demografi, angkanya diperkirakan naik ke taraf maksimum 12.500 dollar AS (Rp 191 juta) per kapita untuk meningkatkan pengeluaran kesehatan per kapita dari rata-rata usia hidup saat ini 72 tahun menjadi 76 tahun, atau setara Malaysia," ujar Maxi.
Baca juga: Pertamina NRE Kaji Investasi Energi Bersih di Afrika Selatan
Maxi memaparkan, revolusi industri yang terjadi di sektor kesehatan telah mengubah dunia saat ini.
Beberapa contoh perkembangan inovasi kesehatan yang tercatat dalam sejarah yakni penemuan komponen terkecil atom, Binary Digit (bit), hingga DNA yang akhirnya mengubah dunia seperti saat ini.
"Untuk investasi ke kesehatan, buy low sell high, siapa yang berinvestasi di awal maka akan menghasilkan yang paling banyak," ungkap Maxi.
Baca juga: Investasi Bukan Sekadar Angka, Perlu Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Forum Investment KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta pekan lalu mengatakan, Indonesia menjadi tujuan investasi yang menarik.
Hal itu berdasarkan peluang pertumbuhan penduduk yang terus berlanjut serta menjanjikan peluang besar dalam sektor kesehatan.
"Pertumbuhan tersebut berhubungan dengan peningkatan pengeluaran kesehatan hingga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para investor," papar Budi.
Baca juga: Incar Pertumbuhan Tiga Kali Lipat, KPMG Investasi Rp 150 Miliar
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya