KOMPAS.com – Tujuan dari investasi tidak hanya semata soal angka, namun diharapkan dapat berperan lebih untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam ASEAN Investment Forum 2023 bertajuk "Investments for Sustainable Development" di Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
“Meski aliran investasi ke ASEAN sangat masif, tujuan kita bukan hanya semata meningkatkan angka investasi, angka jumlah, nilai nominal sekian ratus miliar dollar AS. Menurut saya bukan itu,” ucap Bahlil.
Baca juga: Pertamina NRE Kaji Investasi Energi Bersih di Afrika Selatan
“Akan tetapi bagaimana investasi tersebut dapat lebih berperan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, SDGs (Sustainable Development Goals),” sambungnya, sebagaimana dilansir Antara.
Dia menilai, di negara manapun, investasi dapat dinyatakan berkualitas jika rakyatnya turut merasakan efek positif dari investasi tersebut.
Bahlil menuturkan, saat ini dunia tidak dalam kondisi baik-baik saja. Contohnya seperti konflik Rusia-Ukraina yang masih terjadi, melambatnya perekonomian global, dan perubahan iklim.
“Namun, di tengah semua kesulitan itu, ASEAN menjadi alasan agar kita tidak kehilangan harapan, seperti yang sudah disampaikan oleh IMF (Dana Moneter Internasional) bahwa ASEAN merupakan titik terang di tengah cakrawala yang gelap,” tutur Bahlil.
Baca juga: Incar Pertumbuhan Tiga Kali Lipat, KPMG Investasi Rp 150 Miliar
Dia mencatat, rata-rata pertumbuhan ekonomi negara ASEAN pada 2022 mencapai 5,6 persen. Pertumbuhan tersebut belum termasuk Timor Leste.
Sedangkan dalam 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi tahunan negara ASEAN mencapai 3,98 persen di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6 persen.
“Tahun 2022, total PDB (produk domestik bruto) ASEAN mencapai 3,9 triliun dollar AS, naik lebih dari lima kali lipat dalam 20 tahun terakhir,” ungkap Bahlil.
Menurut dia, salah satu kunci dari pertumbuhan ekonomi ASEAN yang begitu pesat adalah investasi.
Baca juga: Investasi ASEAN Tumbuh, tapi Belum Merata
“Dan investasi menurut saya adalah salah satu kunci untuk mendorong ke arah yang sejahtera,” paparnya Bahlil.
Di satu sisi, investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) secara global mengalami penurunan pada 2022 sebesar 12 persen.
Meski demikian, FDI di ASEAN justru meningkat sebesar 5 persen sehingga mencapai sebesar 224,2 miliar dollar AS.
“Hal ini terjadi dan tertinggi sepanjang sejarah ASEAN. Dengan angka tersebut, ASEAN menjadi penerima FDI terbesar kedua di dunia,” kata Bahlil.
Baca juga: ASEAN Jadi Tujuan Utama Investasi Kendaraan Listrik Global
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya