Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Bikin Badai Jadi Lebih Sering dan Kuat

Kompas.com - 15/09/2023, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Pertengahan September ini, dunia dikejutkan oleh banjir dahsyat yang menggulung Libya hingga menyebabkan sekitar 5.000 jiwa tewas.

Banjir yang terjadi di Libya dipicu oleh Badai Daniel dari kawasan Laut Mediterania. Kekuatan Badai kali ini disebut sangat kuat sehingga memicu bencana besar di Libya.

Badai Daniel juga menerjang negara lain di kawasan Mediterania yakni Yunani dan Turkiye, menyebabkan belasan orang tewas.

Baca juga: September Tak Lagi Ceria, Badai Mematikan Melanda Sebagian Dunia

Di belahan bumi lain, di AS, musim badai di sana juga menjadi sorotan. Kekuatan badai di “Negeri Paman Sam” yang semakin kuat menjadi kekhawatiran besar para ilmuwan.

Dilansir dari Associated Press, badai biasanya terbentuk di atas lautan saat bertemunya air hangat, udara lembab, perubahan atmosfer, dan angin.

Badai merupakan siklus alam yang terjadi secara berulang sejak zaman dulu. Di satu sisi, perubahan iklim ditengarai membuatnya semakin kuat dan sering.

Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa perubahan iklim membuat badai semakin kuat dan semakin sering.

Baca juga: Banjir yang Porakporandakan Libya Jadi Bukti Ganasnya Perubahan Iklim

Besarnya kekuatan badai berpotensi besar memicu banjir bandang dan gelombang badai yang lebih dahsyat yang menghantam garis pantai.

Peneliti badai di University of Miami, Brian McNoldy, mengungkapkan, kenaikan permukaan air laut juga meningkatkan fondasi terjadinya gelombang badai, sehingga membuat banjir di wilayah pesisir lebih besar kemungkinan terjadi dan parah.

Selain itu, atmosfer yang semakin hangat karena naiknya suhu Bumi juga menampung lebih banyak kelembapan.

Selama ratusan tahun, memang telah terjadi badai yang sangat besar dan dahsyat. Akan tetapi, badai berkekuatan besar yang terjadi beberapa waktu terakhir tidak bisa dilepaskan dari pengaruh perubahan iklim.

Baca juga: Mengenal Badai Daniel, Penyebab Banjir Bandang di Libya yang Tewaskan 2.500 Orang

“Tidak ada satupun dari hal ini yang meniadakan fakta bahwa perubahan iklim sedang terjadi dan mengubah atmosfer dan lautan dengan kecepatan yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” ucap McNoldy kepada Associated Press.

Peneliti badai di Princeton University, Gabriel Vecchi, menuturkan, sudah ada bukti bahwa tingkat curah hujan akibat badai telah meningkat akibat pemanasan global.

“Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa sinyal pemanasan global terhadap intensitas badai akan tumbuh dan menjadi lebih jelas selama abad ini,” tuturnya.

Baca juga: Biden Kunjungi Florida, Pantau Kerusakan Akibat Badai Idalia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Pemerintah
Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Pemerintah
Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Swasta
Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Pemerintah
Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

BUMN
Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Pemerintah
Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau