Bintang berharap, pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang dapat menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan perubahan positif dalam sistem politik.
Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi hasil pemilu adalah suara pemilih pemula.
Yaitu, mereka yang baru pertama kali berpartisipasi dalam pemilu atau pemilih muda yang belum memiliki pengalaman politik yang cukup.
"Kita semua berharap pemilu 2024 akan menjadi tonggak penting dalam perjuangan untuk mencapai keterwakilan yang lebih adil dan inklusif di parlemen untuk mewujudkan perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju," papar Bintang.
Ketua Umum Presidium Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP RI) Diah Pitaloka dalam menjelaskan beberapa agenda politik berperspektif perempuan yang dilakukan DPR RI.
Baca juga: Perlu Kolaborasi Wujudkan Perempuan Berdaya dan Anak Terlindungi
Salah satu agenda tersebut adalah Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) yang sudah berhasil disahkan.
Selain itu ada pembahasan Rancangan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak yang salah satunya ingin meningkatkan kualitas hidup anak Indonesia dengan menyasar 1000 hari pertama kehidupan anak.
Terkait pemilu, Diah mengatakan, para pemilih seharusnya tidak hanya dilihat sebagai target, melainkan subjek dalam demokrasi.
Mereka berfungsi sebagai pengawal suara, pengawal fungsi, dan pengawal cita-cita politik yang disuarakan oleh rakyat.
"Para pemilih pemula dan pemilih perempuan seharusnya tidak hanya dilihat sebagai angka atau target suara saja, tetapi juga harus dipikirkan bagaimana membangun strategi agar kepentingan para pemilih pemula dan perempuan tersebut bisa didengar," ujar Diah.
Baca juga: Perempuan di Level Pejabat Pimpinan Tinggi Masih di Bawah 20 Persen
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya