Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2023, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Sektor pariwisata sangat terpengaruh oleh perubahan iklim. Para wisatawan diharapkan turut memiliki rasa tanggung jawab dalam meminimalisasi dampak perubahan iklim tersebut.

Hal tersebut disampaikan Fachri N Syahrullah, Impact Manager Jejakin, sebuah platform pengelolaan karbon, di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (27/9/2023).

“Sektor pariwisata sangat terpengaruh oleh perubahan Iklim,” kata Fachri, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Bentuk Komite ESG, OIKN Bakal Terbitkan Obligasi Iklim Tahun 2027

Menurut dia, dampak perubahan iklim bagi pariwisata seperti kondisi cuaca yang kacau, rusaknya lingkungan fisik, hilangnya daya tarik wisata, dan naiknya permukaan laut.

Selain itu ada potensi bencana seperti banjir di destinasi wisata, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga kekeringan.

Dia mengatakan, selain itu, kondisi cuaca yang kacau atau tidak menentu juga bisa mengacaukan perjalanan wisata.

“Misalnya saat musim penghujan akan mengurangi kunjungan wisatawan ke destinasi,” tutur Fachri.

Baca juga: Mayoritas Partai Politik Kurang Serius Sikapi Perubahan Iklim

Di satu sisi, sektor pariwisata yang tidak berkelanjutan juga berkontribusi terhadap peningkatan perubahan iklim.

"Aktivitas kepariwisataan bertanggungjawab atas delapan persen emisi karbon dunia,” papar Fachri.

Dia menyebutkan, emisi karbon dihasilkan dari aktivitas manusia seperti contohnya transportasi, akomodasi, dan makanan.

“Seluruh aktivitas menghasilkan karbon. Kita berkontribusi dalam peningkatan suhu global dan perubahan iklim,” paparnya.

Baca juga: Kurang dari Separuh Warga Asia Tenggara Yakini Perubahan Iklim Ancaman Serius Bagi Negara

Oleh karenanya, perlu upaya untuk menekan emisi karbon, termasuk dari aktivitas kepariwisataan.

Menurut Fachri, salah satu cara untuk mengimbangi emisi karbon yang dikeluarkan dari aktivitas kepariwisataan adalah menanam pohon.

Selain itu, diperlukan upaya pemanfaatan sumber daya secara optimal dan berkelanjutan.

“Sehingga kita perlu menghitung kembali berapa karbon yang dikeluarkan sehingga kita punya aksi dan berkontribusi dalam penurunan emisi global,” ucap Fachri.

Baca juga: Presiden Jokowi Ingatkan, Hati-hati Ancaman Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau