Karantina Pertanian Pangkalpinang juga melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Babel serta Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Bangka Belitung.
Kolaborasi yang dilakukan meliputi kontrol pada kualitas, kuantitas dan kontinuitas bahan baku. Aspek penting lainnya yakni aspek hilirisasi distribusi yang menyangkut transportasi dan alat angkut.
Hal ini diperlukan adanya kolaborasi antar instansi kepabeanan dan wilayah pelabuhan untuk mendukung kegiatan ekspor.
Adanya sistem terintegrasi melalui National Logistics Ecosystem (NLE), diharapkan proses ekspor saat ini jauh lebih mudah, karena proses administrasi dalam kegiatan ekspor dapat dilakukan melalui satu pintu yaitu Indonesia National Single Window (INSW).
Menurut Herwintarti, perubahan iklim ekstrem seperti El Nino memberikan dampak yang cukup signifikan pada produktivitas petani dalam mengembangkan produksinya.
Berbagai upaya telah dilakukan melalui kolaborasi bersama seluruh stakeholder pertanian, mulai dari hulu hingga ke hilir.
Terutama pada proses hilirisasi pertanian sehingga dapat meningkatkan kualitas produksi, pengembangan lahan dan meningkatkan mutu serta nilai tambah pada produk pertanian sehingga berstandar tinggi dan layak ekspor.
Geliat ekspor di Provinsi Kepulauan Babel terpantau fluktuatif dan dinamis di beberapa jenis komoditas pertanian.
Terdapat penurunan namun masih dapat dikembangkan dikarenakan adanya potensi ekspor pada komoditas lainnya seperti Porang dan Sagu yang dapat mendongkrak nilai ekspor di Bumi Serumpun Sebalai.
Baca juga: ICX dan Dynamik Technologies Brunei Jalin Kerja Sama Ekonomi Hijau
Menurut data IQFAST milik Badan Karantina Pertanian capaian ekspor komoditas pertanian Provinsi Kepulauan Babel pada September 2023 mencapai 478 ton volume dengan nilai ekonomi sebesar Rp 15,4 miliar.
Capaian tersebut jika di jumlahkan pada periode Januari-Agustus 2023 berjumlah 38.824 Ton volume dengan total jumlah capaian nilai ekspor hingga Rp 314,9 miliar.
Dari jumlah tersebut, komoditas pertanian yang masih mendominasi yakni pada komoditas seperti Lada Biji, Karet Lembaran, Palm Kernel Expeller, RBD Palm Stearin, RBD Palm Olein dan Cengkeh.
Muncul pula potensi pada komoditas baru seperti Daun Ketapang, Buah Cemara Laut hingga Porang.
Ekspor komoditas Chips Porang perdana ini merupakan capaian prestasi seluruh stakeholder terkait dalam percepatan ekspor produk pertanian di Provinsi Kepulauan Babel.
Dengan demikian momentum pelepasan ekspor ini menjadi langkah nyata dalam mendukung produk unggulan ekspor Bangka Belitung untuk dapat eksis di pasar internasional.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya