Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2023, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Asian Games XIX Hangzhou, China, secara resmi dibuka pada 23 September 2023 lalu. Perhelatan ini merupakan salah satu acara multi-olahraga terbesar di dunia.

Selain sangat ditunggu-tunggu, Asian Games Hangzhou juga menawarkan banyak keseruan seiring dengan semakin pulihnya wilayah ini dari pandemi Covid-19.

Hampir 12.000 atlet dari 45 negara dan wilayah berkompetisi di 40 cabang olahraga pada acara yang akan berlangsung hingga 8 Oktober 2023 ini.

Publik semakin penasaran, karena event ini sempat ditunda akibat pandemi Covid-19, setelah kesuksesan Indonesia menggelar acara serupa pada 2018 lalu.

Baca juga: Ekonomi Hijau Jadi Salah Satu Arah Kebijakan Indonesia

Tentu saja menggelar hajatan sebesar Asian Games akan sangat penuh tantangan. Sebelumnya, banyak negara yang menarik diri dari penyelenggaraan serupa yang bersifat multi-event ini.

Victoria, Australia, baru-baru ini menarik diri dari penyelenggaraan Pesta Olahraga Persemakmuran 2026 karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan.

Sementara Alberta, Kanada, telah membatalkan rencana untuk mengajukan penawaran pada acara tahun 2030.

Oleh karena itu, dunia menyaksikan Asian Games dengan penuh minat.

Penyelenggara menyatakan bahwa acara ini akan mengadopsi prinsip-prinsip berkelanjutan, seperti hemat energi, ramah lingkungan, dan berteknologi tinggi.

Sebagian besar dari 56 venue sudah digunakan dan baru saja ditingkatkan. Termasuk perkampungan atlet juga telah dijual kepada masyarakat yang akan relokasi setelah kompetisi dan Asian Para Games usai.

Baca juga: OIKN dan LUG Polandia Jajaki Investasi Smart Lighting di Nusantara

Upacara pembukaan yang dihadiri oleh Presiden Xi Jinping dan Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee Ka-chiu tidak menampilkan pertunjukan kembang api tradisional.

Sebaliknya, energi ramah lingkungan, terutama dari tenaga surya dan angin, digunakan sebagai bahan bakar di lokasi tersebut.

Obor dinyalakan secara digital maupun fisik dan tidak menghasilkan emisi karbon. Bahkan sebelum pembukaan resmi, beberapa babak kualifikasi dan pertandingan awal telah dimainkan.

Sifat kompetisi yang berteknologi tinggi dipertegas dengan dimasukkannya esports sebagai ajang perebutan medali untuk pertama kalinya, dengan tujuh pertandingan. Para penggemar berharap ini akan menjadi langkah menuju inklusi di Olimpiade.

Asian Games Hangzhou adalah pesta olahraga yang diklaim sebagai pesta hijau (green) dan pintar (smart); semua serba canggih dengan mengandalkan kecerdasan buatan alias AI.

Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach mengatakan upacara pembukaan ini merupakan kombinasi sempurna antara inovasi digital dan keanggunan manusia.

"Selamat kepada China atas acara yang menginspirasi ini," tuntas Bach.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau