KOMPAS.com - Sebuah kapal kargo bertenaga turbin angin bakal menjadi sebuah terobosan baru dalam dunia pelayaran yang berkelanjutan.
Kapal kargo tersebut dikembangkan oleh Proyek CHEK yang sebagian besar didukung oleh Uni Eropa.
Kapal tersebut merupakan pengembangan dari kapal kargo lawas bernama Pyxis Ocean yang dipasangi dua turbin angin WindWings.
Baca juga: Kredit Karbon dan Masa Depan Bisnis Berkelanjutan
Dilansir dari rilis Komisi Eropa, pengembangan kapal kargo tersebut dikoordinasikan oleh University of Vaasa di Finlandia dengan mempertemukan 17 mitra yang berspesialisasi dalam berbagai bidang.
Pyxis Ocean merupakan kapal kargo milik perusahaan pelayaran Cargill dan menjadi yang pertama yang dipasangi WindWings.
Kedua turbin angin WindWings dipasang di dek kapal kargo Pyxis Ocean untuk "memanen" tenaga angin guna menjadi salah satu tenaga penggerak kapal sehingga bisa berlayar.
Pemasangan turbin angin di Pyxis Ocean dilakukan di galangan kapal COSCO di China. Kini, kapal tersebut melakukan pelayaran pedananya ke Brasil.
Baca juga: Ekonomi Hijau Jadi Sumber Baru Pertumbuhan Berkelanjutan
Turbin angin yang dipasang di Pyxis Ocean diharapkan dapat menghemat bahan bakar hingga 30 persen.
Berkurangnya bahan bakar juga bisa mereduksi jejak karbon dari kapal tersebut. Efisiensi dan reduksi jejak karbon bisa lebih tinggi bila menggunakan bahan bakar alternatif.
“Industri maritim sedang dalam perjalanan menuju dekarbonisasi – hal ini tidak mudah, namun menarik,” kata Jan Dieleman, presiden bisnis transportasi laut Cargill.
Untuk diketahui, pelayaran merupakan sektor yang paling mendominasi perdagangan. 90 persen perdagangan dunia dilakukan di laut.
Karena besarnya industri pelayaran, sekotr ini bertanggung jawab atas 3 persen dari total emisi gas rumah kaca global.
Oleh karenanya, sektor pelayaran pun tak luput disorot untuk mengurangi emisinya guna menekan jejak karbon.
Baca juga: Tak Perlu Rusak Lingkungan, Indonesia Bisa Sukses dengan Pembangunan Berkelanjutan
Pemasangan turbin angin WindWings di kapal kargo Pyxis Ocean hingga pelayarannya adalah puncak dari penelitian pionir yang dilakukan selama bertahun-tahun.
Hal ini menunjukkan adanya perubahan sikap terhadap teknologi yang memungkinkan transisi energi untuk kapal-kapal yang sudah ada.
WindWings dapat membantu industri mencapai target tersebut dengan menawarkan solusi retrofit yang mampu mendekarbonisasi kapal-kapal yang ada.
Hal ini sangat relevan mengingat 55 persen armada kapal kargo di dunia berusia hingga sembilan tahun.
Baca juga: Luncurkan Program Mapan, Ajinomoto Jajaki Bisnis Berkelanjutan
CEO BAR Technologies John Cooper mengungkapkan, jika pelayaran internasional ingin mencapai ambisinya mengurangi emisi karbon dioksida maka inovasi harus dikedepankan.
"Tenaga angin merupakan bahan bakar yang gratis dan peluang untuk mengurangi emisi, serta peningkatan efisiensi yang signifikan dalam biaya pengoperasian kapal, sangatlah besar," kata Cooper.
Sebelum era modern seperti saat ini, berlayar dengan memanfaatkan angin adalah hal yang lumjrah menggunakan kapal layar.
Pelayaran perdana ini akan menjadi uji coba pertama WindWings di kapal kargo dan kesempatan untuk melihat apakah kembali ke cara tradisional menggerakkan kapal dapat menjadi jalan baru bagi dunia pelayaran komersial.
Baca juga: Hari Jadi ke-21 Kepri Jadi Momentum Parade Pembangunan Berkelanjutan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya