KOMPAS.com - Ibu hamil yang mengalami anemia dan kurang gizi berpotensi memengaruhi tingkat kecerdasan bayi yang dilahirkannya hingga stunting.
Hal tersebut disampaikan pakar nutrisi Dewi Virdianti P dari Kalbe Nutritionals sebagaimana dilansir Antara, Selasa (3/10/2023).
Dia menyampaikan, saat ini jumlah kasus anemia pada ibu hamil di Indonesia tidak sedikit. Diperkirakan ada satu dari dua ibu hamil mengalami anemia.
Baca juga: 6 Kabupaten di Sulawesi Tenggara Jadi Fokus Upaya Penurunan Stunting
"Kalau ibu (mengalami) anemia, berisiko anak juga anemia dan berpotensi anak kurang cerdas," tutur Dewi.
Dia menambahkan, kurang gizi dan anemia pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko anak yang terlahir mengalami stunting atau kekerdilan sejak masih berada di dalam kandungan.
"Pada anak stunting, bukan hanya sekadar bertubuh pendek tetapi terjadi juga pembentukan kognitif yang terhambat. Akibatnya, anak tidak dapat bersaing di masa depan dengan baik," jelas Dewi.
Dewi menekankan pentingnya nutrisi yang tepat sedini mungkin, dimulai dari wanita usia subur atau dalam program hamil.
Baca juga: Cegah Stunting, Papua dan Papua Barat Didorong Tekan Perkawinan Usia Muda
Pasalnya, dibutuhkan sel telur yang berkualitas untuk menghasilkan anak yang berkualitas.
"Nutrisi semenjak kehamilan merupakan fetal programming di mana nutrisi selama kehamilan akan menentukan bagaimana kondisi kesehatan anak di masa yang akan datang," tutur Dewi.
Dewi menyarankan supaya ibu hamil mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun lebih sering yakni lima hingga enam kali makan porsi kecil dalam sehari.
Isi piringnya terdiri atas sepertiga porsi untuk karbohidrat, sepertiga lauk dari sumber protein, dan sepertiga berupa sayur serta buah.
Sementara untuk kudapan, ibu hamil memerlukan kudapan hingga dua kali dalam sehari, namun tetap harus memperhatikan kandungan nutrisi dari kudapan tersebut.
Baca juga: Jakarta Pusat Targetkan Nol Stunting Sebelum 2024
"Kandungan nutrisi dalam setiap porsi makan harus diperhatikan, terutama protein. Salah satu sumber protein yang mudah diserap dan dicerna adalah susu," kata Dewi.
Dewi menjelaskan terkait protein hewani, ibu hamil juga bisa mengonsumsi telur yang juga diimbangi dengan vitamin, mineral, dan asam folat.
Hal itu bermanfaat untuk membentuk sumsum tulang belakang bayi sekaligus menghindari neural tube defect seperti misalnya batok kepala bayi tidak terbentuk.
"Ibu hamil juga perlu berolahraga ringan seperti jalan pagi dan senam hamil. Selain itu, beristirahat yang cukup, mengelola stres, dan rutin kontrol kondisi kehamilan ke dokter kandungan," papar Dewi.
Baca juga: Ayah Berperan Penting dalam Tumbuh Kembang Anak Cegah Stunting
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya