KOMPAS.com - Ayah berperan penting dalam tumbuh kembang anak agar terhindar dari permasalahan stunting.
Hal tersebut disampaikan Penyuluh KB Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiona (BKKBN) Dwi Listyawardani di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (23/9/2023).
Dwi mengungkapkan, tumbuh kembang anak bukan hanya tanggung jawab ibu semata.
Baca juga: Isu Penanganan Stunting Perlu Dibahas dalam Debat Capres
"Ayah seringkali tidak tahu mulai dari masa di dalam kandungan melahirkan dan seterusnya," kata Dwi di sela-sela pembukaan Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Kepada Masyarakat melalui Edukasi Orang Tua Hebat, sebagaimana dilansir Antara.
Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi yakni di atas 20 persen.
Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesai pada 2022 adalah 21,6 persen.
Baca juga: Penganggaran Stunting di Daerah Harus Transparan dan Jelas
Angka tersebut menunjukkan, satu dari lima anak mengalami stunting di mana tumbuh kembangnya terganggu. Bukan hanya tubuh lebih endek, tapi kognitif juga terganggu.
Secara statistik, sebagian besar kejadian stunting disebabkan oleh kehamilan di usia dini. Usia pernikahan yg dianjurkan BKKBN adalah 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria.
Pada usia tersebut, calon pasangan usia subur dianggap sudah siap secara fisik, finansial dan emosional. Padahal pada fase inilah harus banyak intervensi.
Baca juga: Waspada Gizi Buruk pada Anak, Cegah Stunting Sebelum Terlambat
"Peran orang tua, baik ayah maupun ibu diharapkan secara bersamaan memiliki kesiapan dan keikutsertaan dalam pengasuhan anak," ujar Dwi.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Sulsel Kombespol M Mas’udi menyatakan, upaya percepatan penurunan stunting membutuhkan sinergi semua pihak baik dari pemerintah maupun swasta.
"Peran masyarakat dalam percepatan penurunan stunting sangatlah esensial dengan mengedepankan prinsip-prinsip pengembangan anak usia dini holistik integratif sebagai salah satu metode penurunan angka stunting secara masif," ujarnya.
Baca juga: Kejar Prevalensi Stunting 14 Persen, Protein Energy Ratio Penting Diperhatikan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya