Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luas Karhutla Capai 262.000 Hektare Januari-Agustus 2023

Kompas.com - 05/10/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Area indikatif terbakar di ekosistem gambut perlu menjadi perhatian khusus karena sulit dipadamkan, melepaskan emisi gas rumah kaca (GRK) yang besar, dan menimbulkan kabut asap yang membahayakan kesehatan.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) memperingatkan ancaman karhutla di tengah suhu panas.

Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Manajemen Landscape Fire Raffles B Panjaitan menyampaikan, puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus dan September.

Baca juga: Karhutla di Kalbar Meluas, Ini Upaya Mitigasi Kementerian LHK

“Bulan September ini, cuaca untuk wilayah Indonesia masih sangat panas. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab munculnya karhutla,” kata Raffles dalam siaran pers Kementerian LHK, 12 September.

Dia menegaskan, upaya mitigasi kebakaran hutan sudah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Beberapa contoh upaya yang dilakukan seperti memetakan wilayah rawan kebakaran untuk ditangani, pengembangan hutan kemasyarakatan, dan pengembangan sistem peringatan dini kebakaran hutan.

Selain itu pengelolaan kawasan hutan dengan membuat ilaran, sekat bakar, dan sekat kanal.

Pelatihan penanggulangan bencana juga diberikan kepada masyarakat, serta pengembangan inovasi pengendalian karhutla.

Baca juga: Ada 6 Titik Rawan Karhutla di Tol Trans-Sumatera, Ini Upaya HK

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com