KOMPAS.com - Jakarta kembali masuk dalam 10 ibu kota paling berpolusi di dunia tahun 2024 dengan konsentrasi PM2,5 yang tinggi.
Temuan tersebut mengemuka dalam laporan terbaru IQAir berjudul 2024 World Air Quality Report.
PM2,5 adalah partikel udara berukuran 2,5 mikrometer atau lebih kecil yang berbahaya bagi kesehatan. PM2,5 merupakan salah satu parameter penting dalam kualitas udara.
Baca juga: Tekan Polusi Udara dari Kawasan Industri, Pemerintah Uji Emisi Kendaraan Besar
Menurut laporan tersebut, rata-rata konsentrasi PM2,5 di Jakarta selama setahun adalah 41,7 mikrogram per meter kubik.
Tingginya konsentrasi PM2,5 tersebut menempatkan Jakarta sebagai ibu kota negara nomor 10 paling berpolusi di dunia.
Di sisi lain, menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), ambang batas PM2,5 adalah 5 mikrogram per meter kubik dalam setahun dan 15 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam.
Meski demikian, level PM2,5 di Jakarta pada 2024 turun 5 persen dibandingkan tahun 2023.
Baca juga: Polusi Udara Global Turun, tetapi di Negara Berkembang Tetap Tinggi
Pada 2023, Jakarta juga masuk dalam 10 ibu kota paling berpolusi di dunia, tepatnya peringkat ketujuh, dengan konsentrasi PM2,5 sebesar 43,8 mikrogram per meter kubik.
Sementara itu, Ibu Kota India yakni New Delhi menjadi ibu kota negara yang paling berpolusi di dunia dengan konsentrasi PM2,5 mencapai 91,8 mikrogram per meter kubik.
Dikutip dari laporan World Air Quality Report dari IQAir, berikut 10 ibu kota paling berpolusi di dunia tahun 2024.
Baca juga: Studi: Indonesia Penghasil Polusi Plastik Terbesar Ketiga di Dunia
Laporan tersebut disusun berdasarkan data yang dikumpulkan dari lebih dari 40.000 stasiun pemantauan kualitas udara dan sensor biaya rendah di seluruh dunia.
Stasiun pemantauan kualitas udara dan sensor biaya rendah tersebut dioperasikan oleh berbagai pihak mulai dari lembaga penelitian, lembaga pemerintah, sekolah, universitas, organisasi nirlaba, perusahaan swasta, dan ilmuwan warga.
Sebagian besar data dikumpulkan secara terkini atau real-time, dilengkapi dengan kumpulan data akhir tahun historis untuk memastikan analisis global yang paling komprehensif.
Data dari masing-masing stasiun pemantauan dan sensor disusun menjadi kelompok-kelompok permukiman.
Kelompok-kelompok tersebut menunjukkan kota hingga desa yang mencerminkan distribusi populasi lokal dan pembagian administratif.
Dalam laporan 2024, IQAir mengidentifikasi data dari 8.954 kota di 138 negara, kawasan, dan teritori.
Baca juga: Polusi Udara Kurangi Kemampuan Orang untuk Fokus
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya