KOMPAS.com – Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami kebakaran hutan dan lahan terparah se-Indonesia pada periode Januari-September tahun ini.
Menurut catatan Madani Berkelanjutan, luas area indikatif terbakar di Kalbar pada periode ini mencapai 154.167 hektare.
Jika diperbandingkan, area indikatif terbakar di Kalbar tersebut setara 215.920 lapangan sepak bola.
Baca juga: Karhutla Makin Menggila, 4 Kali Lebih Luas dari Tahun Lalu
Menurut standar FIFA, satu lapangan sepak bola memiliki dimensi 105 meter x 68 meter. Sehingga luas satu lapangan sepak bola 7.140 meter persegi atau 0,714 hektare.
Selain Kalbar, dua provinsi di Pulau Kalimantan juga dilaporkan mengalami karhutla yang hebat yaitu Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel).
Luas area indikatif terbakar di Kalteng mencapai 133.337 hektare sedangkan di Kalsel 97.962 hektare.
Area indikatif terbakar merupakan metode yang dikembangkan Madani Berkelanjutan dengan tingkat akurasi mencapai 90 persen.
Baca juga: Manggala Agni Ajak Korporasi Tanggulangi Karhutla
Metode area indikatif terbakar memprediksi luasan area yang diduga terbakar melalui simulasi data secara near real time.
Di samping itu, total area indikatif terbakar mencapai 800.000 hektare Januari hingga September 2023 menurut Madani Berkelanjutan.
Madani Berkelanjutan menyebutkan, total area indikatif terbakar Januari hingga September 2023 empat kali lipat lebih besar dibandingkan sepanjang tahun lalu.
Menurut laporan lembaga tersebut, total luasan karhutla pada 2022 yakni sebesar 204.000 hektare.
Di sisi lain, tahun ini luas area indikatif terbakar di ekosistem gambut mencapai tingkat tertingginya pada September yang mencapai 167.286 hektare.
Baca juga: Luas Karhutla Capai 262.000 Hektare Januari-Agustus 2023
Madani Berkelanjutan melaporkan, karhutla di ekosistem gambut pada September meluas hingga hampir mencapai 30 persen dari total area yang terbakar dari Januari hingga September tahun ini.
Sementara itu, area indikatif terbakar di kawasan konsesi pada Januari hingga September adalah seluas 282.466 hektare.
Di kawasan konsesi yang tidak tumpang tindih, area indikatif terbakar terluas ditumukan di izin sawit serta minyak dan gas (migas).
Di area konsesi sawit, area indikatif terbakar dilaporkan seluas 98.410 hektare. Sedangkan di area konsesi migas luas karhutla 91.875 hektare.
“Madani Menyerukan pemerintah untuk mempercepat review izin secara partisipatif dan melakukan langkah mitigasi berbasis lanskap,” tulis Madani Berkelanjutan di situs web-nya.
Baca juga: Cegah Karhutla di Jalan Tol, Hutama Karya Siapkan Langkah Antisipatif
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya