KOMPAS.com – Dari kaki Gunung Everest, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan efek perubahan iklim dan pemanasan global sudah semakin mengerikan.
Guterres menuturkan, Pegunungan Himalaya di Nepal telah kehilangan hampir sepertiga lapisan esnya selama lebih dari 30 tahun akibat pemanasan global.
Dia memperingatkan, jika suhu Bumi naik melampai 1,5 derajat celsius di atas tingkat praindustri, berbagai bencana akan mengintai.
Baca juga: Gelar Pesta Rakyat Flobamoratas, Pemuda NTT Suarakan Krisis Iklim
Pemanasan yang terjadi di Pegunungan Himalaya Asia Selatan bahkan lebih besar daripada rata-rata global.
Dalam video yang dinggah di akun X-nya (dulu Twitter) Guterres menyerukan agar era bahan bakar fosil, sebagai penyebab utama pemanasan global, harus diakhiri.
“Hari ini, dari kaki Gunung Everest, saya melihat sendiri dampak buruk krisis iklim di Pegunungan Himalaya,” tulis Guterres.
Dia menambahkam, ketika suhu Bumi meningkat, lapisan es atau gletser yang mencair akan semakin banyak, mengancam kehidupan dan penghidupan seluruh masyarakat.
“Saya di sini hari ini untuk berseru dari seluruh dunia: hentikan kegilaan ini,” kata Guterres, sebagaimana dilansir Euronews.
Baca juga: 13 Musisi Indonesia Bersatu Suarakan Aksi Iklim, Luncurkan Album “sonic/panic”
Today from the base of Mt. Everest, I saw for myself the terrible impact of the climate crisis on the Himalayas.
As temperatures rise, glacier melt increases - threatening the lives and livelihoods of entire communities.#ClimateAction can’t wait. pic.twitter.com/Ih12Qb8roi
— António Guterres (@antonioguterres) October 30, 2023
Guterres memperingatkan, mencairnya lapisan es di Pegunungan Himalaya akan mengakibatkan danau dan sungai kebanjiran.
Melubernya danau dan sungai akan menimbulkan bencana. Luapannya akan berakhir ke laut dan menyebabkan permukaan air laut semakin meninggi.
Dalam sebuah laporan, para ilmuwan memperingatkan bahwa gletser di Hindu-Kush Himalaya bisa mencair hingga 75 persen pada akhir abad ini jika pemanasan global terus berlanjut.
Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Badai Menguat dengan Cepat
Hal ini akan menyebabkan banjir yang berbahaya sekaligus membuat kehilangan sumber air bagi 240 juta orang yang tinggal di wilayah pegunungan.
“Suhu yang mencapai rekor berarti pencairan gletser yang memecahkan rekor. Nepal telah kehilangan hampir sepertiga esnya hanya dalam waktu 30 tahun,” kata Guterres.
Ia juga mendesak negara-negara untuk membatasi kenaikan suhu global tidak melampaui 1,5 derajat celsius untuk menghindari dampak terburuk dari krisis iklim.
“Gletser sedang menyusut, kita tidak bisa mundur. Kita harus bergerak maju dalam aksi iklim,” tutup Guterres dalam videonya.
Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Kehidupan Tumbuhan Jadi Punah
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya