Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eko Setiadi
Analyst Energy

Profesional di sektor energi dengan pengalaman manajemen proyek, business planning, portfolio, risk management, dan policy

Capres Terpilih Dirigen Orkestrasi Transisi Energi

Kompas.com - 13/11/2023, 12:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dirigen orkestrasi transisi energi

Siapapun presiden yang terpilih kelak, akan dihadapkan kepada tantangan sektor energi yang cukup kompleks.

Sudah lama terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan komoditas energi, Konsumsi BBM saat ini berada di kisaran 1,4 juta barel per hari, padahal tren lifting minyak turun hingga 660.000 barel per hari.

Defisit supply minyak, BBM dan LPG terus meningkat sehingga memicu naiknya impor dan makin membebani devisa negara.

Bauran energi primer pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Realisasi bauran energi primer energi baru terbarukan (EBT) sepanjang 2022 sebesar 14,11 persen, padahal target bauran EBT mencapai 23 persen di 2025.

Migas masih memainkan peran kompleks dalam transisi energi. Di satu sisi, migas masih menjadi sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energi.

Di sisi lain, migas juga menjadi subjek dalam upaya untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke sumber energi bersih dan berkelanjutan.

Di sinilah peran presiden sebagai dirigen yang piawai dalam menata orkestrasi sektor energi: mendukung upaya penambahan cadangan dan peningkatan produksi migas melalui perbaikan fiscal term dan berbagai insentif sekaligus mengawal pembangunan kilang baru pengolahan BBM sehingga mampu mengurangi impor.

Memperkuat peran strategis gas bumi untuk menjembatani transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Transisi energi dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas, daya saing, biaya, ketersediaan dan keberlanjutan.

Setidaknya terdapat empat prioritas kebijakan sebagai agenda besar sektor energi yang memerlukan komitmen kepemimpinan nasional, yaitu:

Pertama, penyelesaian revisi kebijakan energi nasional (KEN) dan revisi rencana umum energi nasional (RUEN) selaras dengan visi Indonesia Emas yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 dan target net zero emission (NZE) sekaligus upaya menyeimbangkan tiga faktor strategis: transisi energi, keamanan energi, dan diversifikasi energi.

Kedua, penyelesaian revisi UU Migas dan rancangan UU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET).

Revisi UU Migas adalah suatu langkah penting untuk mengakomodasi perubahan dinamika industri migas, regulasi yang lebih kondusif dan memastikan pengelolaan sumber daya energi secara efektif dan berkelanjutan.

UU EBET memberikan kepastian dan landasan hukum pengembangan energi terbarukan dan berbagai program pendukungnya, mendorong iklim investasi kondusif, membangun industri hijau, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Ketiga, inovasi kebijakan yang mampu menarik investasi dan pendanaan di sektor energi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejak Perjanjian Paris, Bank Masih Gelontorkan Rp 110 Kuadriliun ke Industri Energi Fosil

Sejak Perjanjian Paris, Bank Masih Gelontorkan Rp 110 Kuadriliun ke Industri Energi Fosil

Pemerintah
Model 'Community-Supported Agriculture', Solusi 'Food Loss and Waste'

Model "Community-Supported Agriculture", Solusi "Food Loss and Waste"

Pemerintah
BW Kehati Data Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

BW Kehati Data Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

Pemerintah
Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

LSM/Figur
IPA Convex 2024 Digelar, Jadi Momentum Ketahanan Energi Berkelanjutan

IPA Convex 2024 Digelar, Jadi Momentum Ketahanan Energi Berkelanjutan

Swasta
BRIN: Indonesia Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

BRIN: Indonesia Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

Pemerintah
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemerintah
60 Inovator ASEAN Blue Economy Innovation Bakal Dapat 40.000 Dollar AS

60 Inovator ASEAN Blue Economy Innovation Bakal Dapat 40.000 Dollar AS

Pemerintah
Groundbreaking Proyek RDF, WIKA Siap Reduksi Sampah 2.500 Ton per Hari

Groundbreaking Proyek RDF, WIKA Siap Reduksi Sampah 2.500 Ton per Hari

BUMN
Potensi Devisa Rp 1,3 Triliun, Oleh-oleh Sandiaga dari UEA dan Korsel

Potensi Devisa Rp 1,3 Triliun, Oleh-oleh Sandiaga dari UEA dan Korsel

Pemerintah
Komnas Perempuan Minta Pemerintah Bentuk Pemantau Femisida

Komnas Perempuan Minta Pemerintah Bentuk Pemantau Femisida

Pemerintah
Dicari, Inovator di 10 Negara ASEAN dan Timor Leste untuk Proyek Blue Economy

Dicari, Inovator di 10 Negara ASEAN dan Timor Leste untuk Proyek Blue Economy

Pemerintah
Konsisten Berdayakan Peternak Sapi, Human Initiative Torehkan Jejak Manis di NTT

Konsisten Berdayakan Peternak Sapi, Human Initiative Torehkan Jejak Manis di NTT

Advertorial
Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF

Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF

LSM/Figur
Dorong Investasi, ITIF Digelar Juni 2024, Bahas Keberlanjutan

Dorong Investasi, ITIF Digelar Juni 2024, Bahas Keberlanjutan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com