KOMPAS.com – Pesawat komersial dari maskapai Inggris Virgin Atlantic berhasil terbang lintas benua dan lintas samudera dengan mengonsumsi 100 persen bahan bakar pesawat berkelanjutan alias sustainable aviation fuels (SAF).
Penerbangan yang diberi nama Flight100 tersebut terbang dari Bandara Heathrow, London, Inggris pada Selasa (28/11/2023) dan mendarat di New York, Amerika Serikat (AS).
Penerbangan bersejarah tersebut turut ditumpangi oleh Menteri Transportasi Inggris Mark Harper, sebagaimana dilansir The Guardian.
Baca juga: Dunia Kembangkan Minyak Mentah Jadi Bahan Bakar Pesawat, Indonesia Berpotensi Jadi Pemasok
“Penerbangan yang 100 persen bertenaga SAF ini menunjukkan bagaimana kita dapat melakukan dekarbonisasi transportasi baik saat ini maupun di masa depan, mengurangi emisi siklus hidup sebesar 70 persen dan menginspirasi solusi generasi berikutnya,” kata Harper.
Pendiri sekaligus Presiden Virgin Atlantic Sir Richard Branson, yang juga ikut serta dalam penerbangan tersebut, menyampaikan, penerbangan tersebut adalah bukti SAF mampu menerbangkan pesawat secara aman.
Perdana Menteri Inggrir Rishi Sunak pun turut berkomentar mengenai penerbangan tersebut.
“Tonggak penting dalam menjadikan perjalanan udara lebih ramah lingkungan dan mendekarbonisasi langit kita,” tutur Sunak.
Baca juga: Tak Kalah dengan Asing, Pesawat N219 Uji Coba di Landasan Tak Beraspal
Dilansir dari situs web Virgin Atlantic, SAF yang digunakan dalam penerbangan tersebut berasal dari campuran 88 persen Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA) dan 12 persen Synthetic Aromatic Kerosene (SAK).
HEFA berasal dari lemak hewani sedangkan SAK diolah dari limbah tebu.
Perusahaan maskapai penerbangan memandang SAF sebagai salah satu upaya untuk mengurangi emisi di sektor ini.
Namun, ketersediaan SAF saat ini masih kurang mencukupi, kurang dari 0,0001 dari total volume bahan bakar jet yang digunakan di seluruh dunia.
Baca juga: Lemak Babi Bisa Diolah Jadi Bahan Bakar Pesawat dan Solar, Begini Caranya
“SAF yang ada tidak mencukupi dan jelas bahwa untuk mencapai produksi dalam skala besar, kita perlu melihat lebih banyak investasi secara signifikan,” ujar Kepala Eksekutif Virgin Atlantic Shai Weiss.
“Hal ini hanya akan terjadi jika terdapat kepastian peraturan dan mekanisme dukungan harga yang didukung oleh pemerintah,” sambungnya.
Harper mengatakan, Pemerintah Inggris akan terus mendukung industri SAF yang sedang berkembang di negara tersebut.
Lima pabrik komersial untuk memproduksi SAF di Inggris akan dibangun pada 2025. Bahan bakar yang digunakan dalam penerbangan tersebut diimpor dari AS dan UE.
Baca juga: Cara Coldplay Wujudkan Konser Ramah Lingkungan: Pasang Panel Surya hingga Pakai Pesawat Carter
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya