Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Penyelamat Biota Laut dari Sampah itu Bernama Radith

Kompas.com - 04/12/2023, 06:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Selanjutnya, Pemerintah Kota Kupang harus menyediakan sarana infrastruktur sampah pada tiap kelurahan

Pemerintah Kota Kupang membuat regulasi untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Upaya ini bisa dimulai dengan tidak menggunakan botol plastik dan makanan berbungkus plastik dalam setiap acara yang diadakan oleh Pemerintah Kota Kupang.

Pihaknya juga mendesak dan mempertegas para pelaku usaha untuk bertanggungjawab membersihkan sampah plastik sachet yang mengotori perairan Kota Kupang.

Hal ini karena sampah plastik dapat meningkatkan banyak risiko permasalahan kesehatan seperti risiko autorium, kanker, penyakit hormonal (diabetes mellitus hingga ketidaksuburan), gangguan perkembangan saraf bayi dan anak hingga kecacatan janin

Sementara itu, Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Lumban Nauli L. Toruan menambahkan, sampah sudah mencemari wilayah pesisir dan laut NTT.

Jenis sampah tersebut banyak disumbangkan dari aktivitas manusia seperti gabus, kaleng dan berbagai material plastik yang memberikan dampak buruk bagi ekosistem laut.

Pada Bulan Agustus 2020, dia meneliti enam pantai wisata yang dikelola oleh pemerintah di Laut Timor.

Enam pantai wisata itu berada di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu dan Malaka.

"Hasil penelitian menunjukan seluruh pantai telah terpapar oleh sampah yang tidak dikelola. Sampah plastik mendominasi seluruh lokasi dengan komposisi jumlah antara 63 sampai 95 persen," ungkap Lumban, Minggu (3/12/2023).

Jumlah sampah di bagian pesisir selatan Pulau Timor, lebih sedikit dari bagian utara, karena adanya dinamika arus laut pada musim timur.

Dia menjelaskan, sampah ini bukan hanya terombang-ambing di permukaan air, namun juga terdapat di kolom perairan sampai dasar laut.

Sampah di laut NTT pun terus bertambah. Dugaan itu didasarkan pada jumlah penduduk yang terus bertambah akibat kelahiran dan migrasi.

Sampah ini tidak hanya memengaruhi estetika pesisir yang begitu indah, namun juga memberi dampak bagi keberadaan makhluk hidup dan kesehatan manusia.

"Sampah dapat merusak habitat perairan. Terumbu karang pun bisa dirusak oleh keberadaan sampah. Selain itu, mempengaruhi fotosintesis organisme di bawah kolom perairan," ungkap dia.

Selain itu, bahaya sampah lainnya bisa mengakibatkan kematian pada organisme laut seperti ikan, penyu dan mamalia laut. Hal itu jelas mengganggu jaring makanan ekosistem laut.

Karena itu, Lumban mengapresiasi langkah Radith yang secara sukarela menyadarkan masyarakat untuk membersihkan sampah di pesisir.

Hal senada juga disampaikan Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Imam Fauzi yang menyebut Radith sebagai Mitra BKKPN Kupang, karena kerap dilibatkan dalam kegiatan yang digelar pihaknya.

"Radith ini juga agen konservasi," kata Imam.

Imam menjelaskan, Radith bermitra dengan BKKPN sejak tahun 2021. Waktu itu, ada proyek coremap. Pihaknya mencoba inisiasi pembentukan kelompok untuk mengelola wisata dolphin watching, yang diharapkan jadi cikal bakal untuk wisata whale watching di Taman Nasional Perairan Laut Sawu.

Secara spesifik, peran Radith sebagai agen yakni secara sukarela membantu pengelola kawasan konservasi untuk menyampaikan pesan-pesan konservasi, aksi peduli lingkungan, mengenalkan dan aturan main di kawasan konservasi ke semua pihak.

"Dia juga sering kita libatkan dalam kegiatan rehabilitasi ekosistem, monitoring pemanfaatan kawasan, monitoring paus dan sebagainya," kata Imam.

Imam berharap, keterlibatan Radith sebagai anak muda, bisa menginspirasi dan memberikan contoh untuk anak muda yang lain agar memiliki kepedulian dan aktif berpartisipasi dalam menjaga lingkungan khususnya penanganan sampah di laut.

"Mereka para generasi muda yang akan menikmati jika alam dan lingkungan terjaga dengan baik," pesan Imam.

Sebagai generasi muda yang telah menyadari dampak buruk sampah, Radith telah memulai langkah yang tak biasa.

Pernah dicap gila oleh warga sekitar, tak menyurutkan semangat Radith untuk terus memungut sampah dan mengkampanyekan tentang bahaya sampah.

Radith tetap memegang teguh prinsip, jika dirinya bersahabat dengan alam, tanpa disadari alam akan menjaganya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com