Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 5 Desember 2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Hingga Senin (4/12/2023) ada semakin banyak janji-janji pendanaan iklim yang bermunculan dalam KTT COP28 yang tengah berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

UEA sendiri sudah berjanji memobilisasi pendanaan ramah lingkungan senilai 270 miliar dollar AS melalui bank-banknya.

Beberapa bank pembangunan juga mengumumkan rencana untuk meningkatkan upaya pendanaan, termasuk menyetujui penyetopan sementara pembayaran utang jika terjadi bencana terkait perubahan iklim.

Baca juga: Djarum Paparkan Inisiatif Pengolahan Sampah Organik di COP28

Janji terbesar pada Senin datang dari sistem perbankan UEA, bergabung dengan negara-negara lain yang berjanji untuk memberikan lebih banyak pinjaman untuk proyek-proyek ramah lingkungan.

Hal ini menyusul janji pada Jumat (1/12/2023) sebesar 30 miliar dollar AS untuk proyek-proyek terkait iklim, sebagaimana dilansir Reuters.

Perancis dan Jepang menyampaikan, mereka akan mendukung upaya African Development Bank untuk memanfaatkan Hak Penarikan Khusus atau Special Drawing Rights di IMF untuk iklim dan pembangunan.

Sementara itu, European Bank for Reconstruction and Development mengatakan, pihaknya akan memasukkan klausul utang ketahanan iklim dalam perjanjian pinjaman baru dengan beberapa negara miskin.

Baca juga: Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia Serukan 7 Aksi Iklim dalam COP28

Perusahaan investasi Denmark, Copenhagen Infrastructure Partners, mengumumkan rencana untuk mennggalang 3 miliar dollar AS untuk proyek energi terbarukan di negara berkembang.

Abu Dhabi bekerja sama dengan beberapa mitra sektor swasta termasuk BlackRock dan HSBC meluncurkan pusat penelitian dan konsultasi iklim guna meningkatkan opsi pembiayaan di wilayah tersebut.

“Skala krisis iklim menuntut solusi yang mendesak dan mengubah keadaan dari setiap industri,” kata Presiden COP28 Sultan Al Jaber.

“Keuangan memainkan peran penting dalam mewujudkan ambisi kita menjadi tindakan,” ucap Jaber.

Baca juga: OIKN Luncurkan Nusantara Net Zero Strategy 2045 di COP28

Butuh banyak uang

(Dari kiri ke kanan) Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Raja Inggris Charles III (tengah) dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani berpose dengan para pemimpin dunia dan delegasi lainnya yang berpartisipasi dalam foto bersama saat KTT iklim PBB COP28 di Dubai pada tanggal 1 Desember 2023. Para pemimpin dunia menjadi pusat perhatian dalam pembicaraan iklim PBB di Dubai pada 1 Desember, di bawah tekanan untuk meningkatkan upaya membatasi pemanasan global karena konflik Israel-Hamas membayangi pertemuan tersebut. (AFP/GIUSEPPE CACACE (Dari kiri ke kanan) Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Raja Inggris Charles III (tengah) dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani berpose dengan para pemimpin dunia dan delegasi lainnya yang berpartisipasi dalam foto bersama saat KTT iklim PBB COP28 di Dubai pada tanggal 1 Desember 2023. Para pemimpin dunia menjadi pusat perhatian dalam pembicaraan iklim PBB di Dubai pada 1 Desember, di bawah tekanan untuk meningkatkan upaya membatasi pemanasan global karena konflik Israel-Hamas membayangi pertemuan tersebut. (

Dilansir dari Reuters, Senin (4/12/2023), jumlah uang yang dibutuhkan untuk transisi energi, adaptasi iklim, dan bantuan bencana sangatlah besar.

Sebuah laporan yang dirilis pada Senin memperkirakan, negara berkembang dan emerging markets membutuhkan investasi sebesar 2,4 triliun dollar AS per tahun untuk membatasi emisi dan beradaptasi dengan tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

Salah satu penulis laporan tersebut, Nicholas Stern dari Grantham Research Institute on Climate Change and the Environment, menyampaikan dunia masih belum berada di jalur yang tepat untuk memujudkan cita-cita Persetujuan Paris 2015 yang ingin membatasi suhu Bumi tidak naik 1,5 derajat celsius.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Pemerintah
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
LSM/Figur
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Pemerintah
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
Pemerintah
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Swasta
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau