Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pemain Batu Bara dan Migas Dunia Ramai-Ramai Datangi COP28

Kompas.com, 6 Desember 2023, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Jumlah delegasi dari produsen bahan bakar fosil dalam COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) mencapai 2.400 orang.

Jumlah delegasi yang terkait dengan industri batu bara, minyak, dan gas dalam COP28 ini bahkan lebih banyak dari total peserta dari 10 negara paling rentan terhadap perubahan iklim.

Analisis tersebut dikerjakan dan disampaikan oleh koalisi Kick Big Polluters Out yang menentang kehadiran delegasi terkait batu bara, minyak, dan gas dalam COP28.

Baca juga: COP28 Sepakat Tawarkan Klausul Utang Ketahanan Iklim Negara Miskin

Jumlah tersebut meningkat empat kali lipat dibandingkan COP27 yang digelar di Mesir tahun lalu, sebagaimana dilansir BBC, Rabu (5/12/2023).

Pada COP26 di Glasgow, terdapat sekitar 500 delegasi dengan latar belakang imdustri bahan bakar fosil.

Tahun lalu pada COP27 di Mesir, jumlah peserta meningkat seperempatnya yakni lebih dari 600 perwakilan.

Menjelang perundingan COP28 tahun ini, PBB memperkenalkan prosedur pendaftaran yang lebih ketat.

Baca juga: COP28 Akan Bahas Penghapusan Bahan Bakar Fosil Secara Bertahap

Ini berarti , ada lebih banyak orang harus menyatakan dengan jelas di mana mereka bekerja.

Sebagai hasil dari transparansi yang lebih besar ini, jumlah delegasi yang terkait produsen bahan bakar fosil menjadi meningkat secara signifikan.

Namun para aktivis mengatakan, pengetatan aturan tersebut bukan satu-satunya alasan kenaikan delegasi yang terkait dengan industri batu bara, minyak, dan gas.

“Ini belum memperhitungkan peningkatan signifikan kehadiran pelobi,” kata George Carew-Jones, dari koalisi Kick Big Polluters Out.

Baca juga: Di COP28, Sri Mulyani Curhat Indonesia Butuh Dana Jumbo untuk Transisi Energi

Para aktivis yang tergabung dalam koalisi tersebut memeriksa daftar peserta terdaftar di setiap COP dan menganalisis afiliasi yang disampaikan sendiri oleh para peserta.

Mereka kemudian memverifikasi delegasi yang disponsori atau dibayar oleh entitas yang terkait dengan bahan bakar fosil, seperti perusahaan atau produsen minyak nasional.

Para aktivis tersebut berukar, mereka mengambil pendekatan konservatif dan menerapkan “metodologi yang ketat”.

Dalam COP28, masa depan bahan bakar fosil menjadi agenda utama.

Baca juga: Di COP28, Sri Mulyani Curhat Indonesia Butuh Dana Jumbo untuk Transisi Energi

Presiden COP28 Sultan Al Jaber berupaya mencapai kesepakatan yang mungkin merujuk pada penghentian atau penghapusan sumber-sumber energi fosil secara bertahap.

Para aktivis yang mengumpulkan angka-angka baru ini mengatakan, industri minyak, batu bara, dan gas di COP28 tidak sekadar terbatas pada masa presidensi UEA saja, melainkan lebih dari itu.

“Banyaknya pelobi bahan bakar fosil dalam pembicaraan iklim yang dapat menentukan masa depan kita tidak dapat dibenarkan,” kata Joseph Sikulu, Pacific Managing Director 350.org.

Dia menambahkan, kehadiran mereka yang semakin meningkat di COP28 melemahkan integritas proses secara keseluruhan.

“Kita datang ke sini untuk berjuang demi kelangsungan hidup kita dan peluang apa yang kita miliki jika suara kita tercekik oleh pengaruh para pencemar besar? Keracunan terhadap proses ini harus diakhiri, kami tidak akan membiarkan minyak dan gas mempengaruhi masa depan,” ucap Sikulu.

Baca juga: Djarum Paparkan Inisiatif Pengolahan Sampah Organik di COP28

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
Studi Iklim 2024 Direvisi, tapi Prediksi Dampak Ekonomi Global Tetap Parah
LSM/Figur
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Kemenhut Hentikan Sementara Pengangkutan Kayu di Sumatera, Cegah Peredaran Ilegal
Pemerintah
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Kukang dan Trenggiling Dilepasliar ke Hutan Batang Hari Jambi
Pemerintah
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
Cerita Usaha Kerupuk Sirip Ikan Tuna di Bali, Terhambat Cuaca Tak Tentu
LSM/Figur
Survei HSBC: 95 Persen CEO Anggap Transisi Iklim Peluang Pertumbuhan Bisnis
Survei HSBC: 95 Persen CEO Anggap Transisi Iklim Peluang Pertumbuhan Bisnis
Pemerintah
Ketika Lingkungan Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Ketika Lingkungan Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau