Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2023, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

JATO Dynamics menemukan bahwa mobil listrik termurah di China 8 persen lebih murah dibandingkan mobil konvensional termurah.

Hal ini berkat subsidi pemerintah yang besar dan ketersediaan mineral tanah jarang yang sangat penting dalam produksi kendaraan listrik.

Kendaraan listrik menguasai sekitar seperempat pasar di China, dan negara ini diperkirakan akan memimpin pertumbuhan global.

Baca juga: Pulau Penyengat Terima Bantuan 11 Kendaraan Listrik

Sebaliknya, di AS, harga rata-rata sebuah kendaraan listrik adalah lebih dari 53.000 dollar AS (Rp 823 juta), menurut perusahaan riset otomotif Kelley Blue Book.

Harganya sekitar 5.000 dollar AS (Rp 77 juta) lebih mahal daripada mobil bertenaga bensin.

AS juga tertinggal jauh dibandingkan China dalam hal jumlah stasiun pengisian daya. “Negeri Paman Sam” memiliki sekitar 52.000 stasiun pengisian daya, Eropa sekitar 400.000 stasiun pengisian daya, dan China sekitar 1,2 juta stasiun pengisian daya.

Meski begitu, kendaraan listrik diperkirakan akan tumbuh hingga 50 persen dari jumlah registrasi mobil baru di AS pada 2030 menurut IEA.

“Perubahan di sisi politik dapat menunda transisi. Tetapi pada akhirnya, transisi sedang terjadi,” tutur Petropoulos.

Baca juga: Asosiasi Harap Caleg Manfaatkan Kendaraan Listrik Jadi Bahan Kampanye

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau