Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
EKONOMI SIRKULAR

Penerapan ESR dan Langkah Besar Coca-Cola untuk Dukung Implementasi Ekonomi Sirkular di Indonesia

Kompas.com - 18/12/2023, 11:57 WIB
Anissa Dea Widiarini,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Kepala Subdirektorat Tata Laksana Produsen, Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementerian LHK, Ujang Solihin Sidik, mengajak masyarakat untuk membaca secara lengkap Permen tersebut. Kata dia, selain berbicara tentang tanggung jawab produsen bersama-sama dengan pemerintah, Permen yang sama juga berbicara tentang membangun ekonomi sirkular.

Menurut Ujang, peraturan itu tidak hanya mengatur aspek hilir tentang pengumpulan plastik bekas pakai, tetapi juga di hulu.

“Mulai dari desain, produksi, distribusi, konsumsi, sampai post-consumer sudah diatur. Khusus plastik, lebih diatur lagi mengenai gagasan closed loop recycling. (Gagasan closed loop ini) menjadi salah satu konsep ekonomi sirkular paling ideal,” ujarnya.

Hal tersebut Ujang sampaikan dalam talkshow yang membahas mengenai partisipasi berbagai pemangku kepentingan dalam menciptakan ekosistem ekonomi sirkular yang diselenggarakan Coca-Cola di Gandaria City, Jakarta, Sabtu (17/6/2023).

Kampanye daur uang “Dari Botol Jadi Botol”

Upaya untuk mengimplementasikan ekonomi sirkular pun dilakukan oleh pihak produsen. Salah satunya adalah Coca-Cola.

Melalui peluncuran kemasan botol yang terbuat dari 100 persen plastik polyethylene terephthalate (PET) daur ulang (rPET), tidak termasuk tutup dan label, produsen minuman di Indonesia itu berupaya menghidupkan implementasi ekonomi sirkular loop tertutup (closed loop).

Sebagai informasi, saat ini, The Coca-Cola Company menawarkan setidaknya satu merek yang terbuat dari 100 persen rPET di lebih dari 40 negara di seluruh dunia.

Direktur Public Affairs, Communication, and Sustainability PT Coca Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo menjelaskan, kemasan rPET tersebut merupakan bagian dari visi Coca-Cola global, yakni World Without Waste.

Dalam mewujudkan visi tersebut, pihaknya menjalankannya melalui tiga pilar besar, yaitu design, collect, dan partner. Dari segi desain, Coca Cola berupaya membuat kemasan yang 100 persen dapat didaur ulang pada 2025 dan menggunakan setidaknya 50 persen bahan daur ulang dalam pembuatan kemasan pada 2030.

Kemudian, Coca-Cola juga berupaya mengumpulkan (collecting) dan mendaur ulang setiap botol ataupun kaleng yang dijual pada 2030.

“Jadi, pada 2030, kalau kami jual 1 juta botol, kami ingin bisa membantu mengumpulkan dan mendaur ulang 1 juta botol juga,” ujar Tri kepada Kompas.com, Sabtu.

Ketiga adalah membangun kemitraan (partnership) untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bebas sampah.

Guna mendukung keberlanjutan penggunaan kemasan rPET di Indonesia, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia bersama Dynapack Asia mendirikan fasilitas daur ulang Amandina Bumi Nusantara yang berlokasi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Melalui fasilitas tersebut, Coca-Cola memproses botol PET bekas pakai (pascakonsumsi) yang bersumber dari pasokan lokal dan mengubahnya menjadi botol baru 100 persen rPET yang kini telah tersedia untuk merek Coca-Cola Trademark, Fanta, Sprite, dan Sprite Waterlymon .

“Itu adalah salah satu pabrik terbaik yang kami punya di seluruh dunia yang bisa menghasilkan kualitas resin rPET yang bagus. Salah satu yang terbaik jika bandingkan di Eropa atau di Amerika,” ujar Tri.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Pemerintah
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Pemerintah
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
Pemerintah
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Pemerintah
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
LSM/Figur
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Pemerintah
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Pemerintah
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
LSM/Figur
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Pemerintah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
LSM/Figur
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Pemerintah
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
Pemerintah
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
LSM/Figur
Bagaimana Pembuat Kebijakan Atasi Kesenjangan Pendanaan Transisi Hijau?
Bagaimana Pembuat Kebijakan Atasi Kesenjangan Pendanaan Transisi Hijau?
Pemerintah
IESR Ungkap Strategi Penuhi 100 Persen Kebutuhan Energi dari Sumber Terbarukan
IESR Ungkap Strategi Penuhi 100 Persen Kebutuhan Energi dari Sumber Terbarukan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau