Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
EKONOMI SIRKULAR

Penerapan ESR dan Langkah Besar Coca-Cola untuk Dukung Implementasi Ekonomi Sirkular di Indonesia

Kompas.com, 18 Desember 2023, 11:57 WIB
ADW,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Proses daur ulang di pabrik tersebut pun dapat berjalan baik dengan kolaborasi yang dilakukan bersama Mahija Parahita Nusantara sebagai yayasan yang menyediakan bahan baku untuk fasilitas daur ulang.

Selain itu, yayasan itu juga mendukung komunitas pemulung informal (recycling heroes) dengan pekerjaan yang stabil serta membuka akses terhadap layanan sosial.

Yayasan tersebut pun mendukung penciptaan infrastruktur pengumpulan kemasan botol plastik bekas pakai melalui pengembangan usaha mikro pengumpulan dan berpusat pada usaha sosial serta dukungan masyarakat.

Tri mengungkapkan, kemitraan dengan Mahija Parahita Nusantara tersebut merupakan kolaborasi penting karena kualitas dari botol daur ulang yang dihasilkan bergantung pada proses pengumpulan materialnya.

“Di Indonesia mungkin habit memilah (sampah) itu masih perlu dibangun. Jadi, sering kali (botol plastik bekas pakai) tercampur dengan sampah-sampah lain, dengan kemasan-kemasan lain, bekas-bekas makanan, dan segala macam. (Oleh karena itu) perlu proses untuk mencuci dan membersihkan,” papar Tri.

Sementara itu, Managing Director Amandina Bumi Nusantara sekaligus Wakil Ketua Yayasan Mahija Parahita Nusantara Suharji Gasali menjelaskan, Mahija Parahita Nusantara berfokus pada aktivitas pengumpulan kemasan botol PET bekas pakai.

“(Kami berfokus untuk) bisa mengumpulkan kemasan botol bekas pakai ini secara bertanggung jawab. Kami bekerja sama dengan 24 collection center di mana dari seluruh collection center ini kami estimasi sekitar 27.000 botol terkumpul setiap tahun,” ujar Suharji.

Setelah terkumpul, botol-botol plastik tersebut kemudian disortir dan pilah kembali. Kemudian, dipres dan dikirim ke pabrik daur ulang.

Botol yang sudah dipres itu, lanjut Suharji, kembali disortir untuk memisahkan antara resin dan kotoran menggunakan mesin berteknologi inframerah. Tujuannya, untuk memisahkan plastik PET dan plastik atau bahan-bahan lain yang tidak bisa didaur ulang.

“(Hal itu) agar menghasilkan flake berkualitas tinggi dan bisa diproses menjadi pellet. Kemudian, pellet diproses selama delapan jam yang di saat bersamaan terjadi peningkatan kualitas resin sehingga dapat menjadi food grade,” katanya.

Dengan demikian, pihaknya dapat dihasilkan botol rPET yang memenuhi standar food grade sehingga aman digunakan sebagai kemasan produk minuman.

Saat ini, produk merek Coca-Cola Trademark yang telah menggunakan kemasan rPET adalah Coca-Cola Original, Coca-Cola Zero Sugar, Fanta, Sprite dalam kemasan 390 ml, dan Sprite Waterlymon dalam kemasan 425 ml.

Lebih lanjut, Tri mengakui bahwa proses daur ulang botol kemasan bekas pakai kembali menjadi botol tersebut tidak mudah. Akan tetapi, terdapat dua hal yang terus pihaknya bawa, yakni #BeraniMengubah dan #JagaIndonesia.

“#BeraniMengubah adalah mari kita bersama-sama mengubah pola pikir sehingga plastik-plastik itu tidak dilihat sebagai sampah, tetapi lihatlah sebagai resources yang bisa terus-menerus dipakai. Seharusnya, kita perlu bertanggung jawab untuk setelah kita pakai, kita pilah. Kemudian, kami kirim ke stream yang bisa memastikan bahwa itu terdaur ulang,” paparnya.

Dengan #BeraniMengubah, imbuhnya, pihaknya berharap bisa membantu #JagaIndonesia untuk generasi penerus. Memastikan bahwa Indonesia menjadi negara kepulauan yang alamnya terjaga bisa semakin terwujud.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perdagangan Ikan Global Berpotensi Sebarkan Bahan Kimia Berbahaya, Apa Itu?
Perdagangan Ikan Global Berpotensi Sebarkan Bahan Kimia Berbahaya, Apa Itu?
LSM/Figur
Katak Langka Dilaporkan Menghilang di India, Diduga Korban Fotografi Tak Bertanggungjawab
Katak Langka Dilaporkan Menghilang di India, Diduga Korban Fotografi Tak Bertanggungjawab
LSM/Figur
Belajar dari Banjir Sumatera, Daerah Harus Siap Hadapi Siklon Tropis Saat Nataru 2026
Belajar dari Banjir Sumatera, Daerah Harus Siap Hadapi Siklon Tropis Saat Nataru 2026
LSM/Figur
KUR UMKM Korban Banjir Sumatera Akan Diputihkan, tapi Ada Syaratnya
KUR UMKM Korban Banjir Sumatera Akan Diputihkan, tapi Ada Syaratnya
Pemerintah
Kementerian UMKM Sebut Produk China Lebih Disukai Dibanding Produk Indonesia, Ini Sebabnya
Kementerian UMKM Sebut Produk China Lebih Disukai Dibanding Produk Indonesia, Ini Sebabnya
Pemerintah
Walhi Sebut Banjir Sumatera Bencana yang Direncanakan, Soroti Izin Tambang dan Sawit
Walhi Sebut Banjir Sumatera Bencana yang Direncanakan, Soroti Izin Tambang dan Sawit
LSM/Figur
Perubahan Iklim Berpotensi Mengancam Kupu-kupu dan Tanaman
Perubahan Iklim Berpotensi Mengancam Kupu-kupu dan Tanaman
LSM/Figur
Sepanjang 2025, Bencana Iklim Sebabkan Kerugian hingga Rp 1.800 Triliun
Sepanjang 2025, Bencana Iklim Sebabkan Kerugian hingga Rp 1.800 Triliun
Pemerintah
Industri Finansial Dituding Berkontribusi terhadap Bencana di Sumatera
Industri Finansial Dituding Berkontribusi terhadap Bencana di Sumatera
LSM/Figur
Solusi Tas Spunbond Menumpuk, Jangan Diperlakukan Seperti Kantong Plastik
Solusi Tas Spunbond Menumpuk, Jangan Diperlakukan Seperti Kantong Plastik
LSM/Figur
Kemenhut Bolehkan Warga Manfaatkan Gelondongan Kayu Terbawa Banjir Sumatera
Kemenhut Bolehkan Warga Manfaatkan Gelondongan Kayu Terbawa Banjir Sumatera
Pemerintah
3 Orangutan Dilepasliar ke TN Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan Barat
3 Orangutan Dilepasliar ke TN Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan Barat
LSM/Figur
KLH Segel 5 Tambang di Sumatera Barat, Diduga Picu Banjir Sumatera
KLH Segel 5 Tambang di Sumatera Barat, Diduga Picu Banjir Sumatera
Pemerintah
Banjir Bandang Dinilai Munculkan Risiko terhadap Keanekaragaman Hayati Sumatra
Banjir Bandang Dinilai Munculkan Risiko terhadap Keanekaragaman Hayati Sumatra
LSM/Figur
Keanekaragaman Hayati Tebet Eco Park, 20 Jenis Burung hingga Reptil Teridentifikasi
Keanekaragaman Hayati Tebet Eco Park, 20 Jenis Burung hingga Reptil Teridentifikasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau