Para ahli menyatakan bahwa akan sangat sulit bagi sungai tersebut untuk pulih dari bencana ekologis, menjadikannya salah satu sungai paling tercemar di dunia.
Baca juga: Konservasi Sungai Garoga, Lubuk Larangan Diperluas hingga 8 Kilometer
Perekonomian China tumbuh dengan cepat karena industrialisasi yang pesat. Akan tetapi, pesatnya prekonomian tersebut juga berdampak terhadap lingkungan hidup, salah satunya Sungai Kuning.
Sungai Kuning menjadi tempat pembuangan limbah dari berbagai industri, termasuk pabrik kimia, sehingga menjadikan airnya terlalu beracun bahkan untuk pertanian.
Lebih khusus lagi, industri pertambangan batu bara banyak membuang limbahnya kembali ke sungai setelah menggunakan air dari sungai tersebut untuk operasionalnya.
Diperkirakan lebih dari 80 persen Sungai Kuning mengalami pencemaran yang kronis. Laporan yang sama menunjukkan, sekitar 4 miliar ton air limbah dibuang ke sungai itu setiap tahunnya.
Yang mengejutkan, meskipun tingkat polusinya mengkhawatirkan, sebagian penduduk Tiongkok masih bergantung pada Sungai Kuning untuk air minum.
Hal ini memicu munculnya penyakit yang ditularkan melalui air. Baru-baru ini, ada upaya untuk melarang masyarakat meminum air dari sungai ini karena tidak aman untuk dikonsumsi manusia atau hewan.
Baca juga: Kecukupan Tutupan Hutan, Menjaga Daerah Aliran Sungai tetap Lestari
Sungai Gangga dinobatkan sebagai salah satu sungai paling suci di India. Umat Hindu di sana meyakini, Sungai Gangga mampu membersihkan dosa-dosa manusia.
Sungai Gangga juga merupakan sungai terbesar ketiga di dunia, di mana 2 miliar orang menggantungkan kebutuhan airnya dari sana.
Meski dinobatkan sebagai tempat suci dan menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang, Sungai Gangga menjadi sungai paling tercemar di dunia.
Ada sekitar satu miliar galon limbah mentah dan limbah industri yang mencemari sungai itu setiap harinya.
Berbagai plastik dan jenis sampah lainnya turut mencemari sungai tersebut.
Baca juga: WIKA Tanam 6.300 Bibit Mangrove di PIK dan Muara Sungai Cisadane
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya