KOMPAS.com - Sungai adalah sumber utama kehidupan karena menyediakan air yang sangat penting bagi kehidupan setiap mahkluk hidup.
Selain menjadi sumber kehidupan, sungai juga menjadi ekosistem sekaligus rumah bagi berbagai jenis ikan, reptil, mamalia, dan amfibi yang hidup di dalamnya.
Meski sungai memiliki peran yang sangat vital bagi makhluk hidup, upaya pelestarian dan konservasinya tidak berbanding lurus.
Baca juga: Berharap Capres-Cawapres 2024 Jadi Advokator Sungai
Ada sejumlah sungai yang mengalami pencemaran karena berbagai aktivitas manusia. Bahkan, level pencemaran di beberapa sungai sudah tergolong sangat parah.
Salah satu penyebab utama tercemarnya sungai adalah meningkatknya populasi manusia. Seiring bertambahnya jumlah orang, penggunaan produk bertambah sehingga jumlah sampah di lingkungan pun meningkat.
Selain itu, masalah pencemaran sungai semakin diperparah oleh industrialisasi, di mana limbah beracun dari industri, pusat kota, dan pertanian dibuang ke sungai.
Dilansir dari Conserve Energy Future, berikut tujuh sungai paling tercemar di dunia pada 2023.
Baca juga: Peringati Hari Sungai Ciliwung 2023, GCB Dukung Waste to Energy
Sungai Marilao ini adalah andalan bagi jutaan penduduk Filipina yang menggunakan airnya untuk minum dan irigasi.
Akan tetapi, sungai ini tercemar parah dan sebagian besar berasal dari limbah penyamakan kulit, dumping, dan pengolahan emas.
Pembuangan bahan-bahan yang tidak dapat didaur ulang, seperti botol plastik, juga terlihat di permukaan air.
Air Sungai Marilao juga mengandung batuan yang mengandung logam berat sehingga membahayakan kesehatan warga.
Sungai Marilao rawan banjir, seringkali membawa sampah ke daratan dan menyebabkan degradasi tanah.
Baca juga: Peringati Hari Sungai Ciliwung 2023, GCB Dukung Waste to Energy
Sungai Sarno di Italia bisa disebut sebagai sungai paling tercemar di benua Eropa.
Di hulu, sumber sungai ini bersih dan aman untuk diminum. Namun di sepanjang alirannya, sungai tersebut menerima limbah dari aktivitas industri dan pertanian, sehingga menyebabkan pencemaran di hilir.
Tingginya polutan di sungai telah menyebabkan peningkatan kasus kanker hati yang mengkhawatirkan di wilayah tersebut.
Terlebih lagi, sungai ini mudah banjir sehingga menyebabkan tanah longsor dan racun di bumi. Kontrol pengolahan limbah yang buruk telah menyebabkan peningkatan polusi di Sarno.
Baca juga: Data Spasial Potensi Sungai untuk Energi Hidro
Sungai Mississippi adalah salah satu sungai terpanjang di dunia yang terletak di Amerika Serikat (AS). Sungai ini berwarna coklat karena banyaknya limbah yang dibuang ke sungai.
Kehidupan laut di sungai telah berkurang drastis akibat berbagai tumpahan minyak di masa lalu. Industri dan petani yang menggunakan bahan kimia berbahaya dan membuangnya ke sungai juga berkontribusi terhadap pencemaran sungai ini.
Pengujian yang dilakukan menunjukkan tingginya tingkat limpasan pupuk berbasis nitrogen mengganggu rantai makanan dan mengurangi kadar oksigen di dalam air.
Polutan utama di Sungai Mississippi adalah benzena, merkuri, dan arsenik.
Baca juga: Usai “Konser Hijau” di Indonesia, Coldplay Ikut Donasi Kapal Pembersih Sampah Sungai Cisadane
Sungai Citarum mengalir di daerah dengan pemukiman manusia yang padat dan sekitar 2000 pabrik.
Limbah industri di sekitarnya telah meningkatkan kadar merkuri dalam air jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan.
Dengan pencemaran yang terjadi di sepanjang sungai, menjadikan Sungai Citarum kotor dan tercemar dari berbagai sumber.
Akan tetapi. sebagian masyarakat yang tinggal di dekat sungai terpaksa menggunakan sumber air tersebut meskipun kondisinya tercemar parah.
Baca juga: Jokowi Sebut Indonesia Punya Potensi Hydropower dari 4.400 Sungai
Sungai Doce mengalir melalui bagian Tenggara Brasil sepanjang 853 kilometer. Sungai ini dulunya merupakan sumber air tawar yang digunakan oleh industri pembuatan baja.
Namun, tanggal 5 November 2015, sungai tersebut terkontaminasi oleh 60 juta meter kubik lumpur bijih besi dari dua bendungan bendungan yang jebol.
Jumlah tersebut setara dengan 25.000 kolam renang Olimpiade atau 187 kapal tanker minyak yang berisi bahan yang terkontaminasi.
Logam berat dari lumpur yang mencemari sungai membunuh banyak biota air dan seketika membuat air sungai tidak bisa lagi dikonsumsi dan dimanfaatkan oleh manusia.
Para ahli menyatakan bahwa akan sangat sulit bagi sungai tersebut untuk pulih dari bencana ekologis, menjadikannya salah satu sungai paling tercemar di dunia.
Baca juga: Konservasi Sungai Garoga, Lubuk Larangan Diperluas hingga 8 Kilometer
Perekonomian China tumbuh dengan cepat karena industrialisasi yang pesat. Akan tetapi, pesatnya prekonomian tersebut juga berdampak terhadap lingkungan hidup, salah satunya Sungai Kuning.
Sungai Kuning menjadi tempat pembuangan limbah dari berbagai industri, termasuk pabrik kimia, sehingga menjadikan airnya terlalu beracun bahkan untuk pertanian.
Lebih khusus lagi, industri pertambangan batu bara banyak membuang limbahnya kembali ke sungai setelah menggunakan air dari sungai tersebut untuk operasionalnya.
Diperkirakan lebih dari 80 persen Sungai Kuning mengalami pencemaran yang kronis. Laporan yang sama menunjukkan, sekitar 4 miliar ton air limbah dibuang ke sungai itu setiap tahunnya.
Yang mengejutkan, meskipun tingkat polusinya mengkhawatirkan, sebagian penduduk Tiongkok masih bergantung pada Sungai Kuning untuk air minum.
Hal ini memicu munculnya penyakit yang ditularkan melalui air. Baru-baru ini, ada upaya untuk melarang masyarakat meminum air dari sungai ini karena tidak aman untuk dikonsumsi manusia atau hewan.
Baca juga: Kecukupan Tutupan Hutan, Menjaga Daerah Aliran Sungai tetap Lestari
Sungai Gangga dinobatkan sebagai salah satu sungai paling suci di India. Umat Hindu di sana meyakini, Sungai Gangga mampu membersihkan dosa-dosa manusia.
Sungai Gangga juga merupakan sungai terbesar ketiga di dunia, di mana 2 miliar orang menggantungkan kebutuhan airnya dari sana.
Meski dinobatkan sebagai tempat suci dan menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang, Sungai Gangga menjadi sungai paling tercemar di dunia.
Ada sekitar satu miliar galon limbah mentah dan limbah industri yang mencemari sungai itu setiap harinya.
Berbagai plastik dan jenis sampah lainnya turut mencemari sungai tersebut.
Baca juga: WIKA Tanam 6.300 Bibit Mangrove di PIK dan Muara Sungai Cisadane
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya