Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/12/2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Dunia telah menyaksikan serangkaian bencana yang semakin kuat dan sering akibat krisis iklim di seluruh dunia.

Mulai dari banjir bandang, kekeringan, topan yang kuat, gelombang panas, kebakaran hutan, dan lainnya silih berganti menerpa sejumlah wilayah.

Kini, suhu dunia dilaporkan sudah 1,2 derajat celsius lebih hangat dibandingkan masa pra-industri.

Baca juga: Siapa Capres-Cawapres yang Fokus Bahas Perubahan Iklim dan Transisi Energi?

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres beberapa waktu lalu bahkan sempat menyebutkan bahwa dunia sudah tidak lagi mengalami pemanasan global (global warming), melainkan sudah masuk tahap pendidihan global (global boiling).

Berbagai penelitian menunjukkan, apabila suhu Bumi naik 2 derajat celsius, dunia akan mengalami lebih banyak kekeringan, banjir bandang, kebakaran hutan, dan lainnya.

Berbagai data tersebut mungkin tampak mengkhawatirkan. Namun, tetap ada kabar baiknya selama kita berusaha, bahkan bisa dimulai dari diri sendiri.

Berikut tujuh hal yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi dalam upaya melawan krisis iklim, sebagaimana dilansir program lingkungan PBB, United Nations Environment Programme (UNEP).

Baca juga: 4 Kabar Positif di Tengah Ancaman Krisis Iklim

1. Ajak yang lain

Ilustrasi media sosial. freepik.com Ilustrasi media sosial.

Dorong teman, keluarga, dan rekan kerja kita untuk mengurangi karbon yang dihasilkan dari aktivitas keseharian.

Ikut bergabung dengan gerakan global seperti Count Us In juga bisa kita lakukan. Gerakan ini bertujuan untuk menginspirasi 1 miliar orang mengambil langkah-langkah nyata dan mendesak para pemimpin untuk bertindak lebih berani terhadap iklim.

Jika 1 miliar orang ikut serta dalam gerakan tersebut, diperkirakan 20 persen emisi karbon global dapat dipangkas.

2. Desak para pengambil kebijakan

Kita bisa mendesak para pengambil kebijakan dan industri lokal untuk mengurangi emisi dan polusi karbon.

Caranya bisa berkampanye secara mandiri melalui media sosial atau bergabung dengan komunitas peduli lingkungan lokal.

Baca juga: Tahukah Anda? Gajah Afrika Berperan Penting Lawan Perubahan Iklim

3. Ubah kebiasaan transportasi

Ilustrasi bus yang sedang menempuh perjalanan (Dok. Shutterstock) Ilustrasi bus yang sedang menempuh perjalanan

Transportasi menyumbang sekitar seperempat dari seluruh emisi gas rumah kaca dan di seluruh dunia.

Berbagai negara kini mulai menerapkan kebijakan untuk melakukan dekarbonisasi di sektor ini.

Di sektor ini kita bisa memulai dari diri sendiri. Caranya, jangan sering-sering menggunakan kendaraan bermotor kalau jarak yang ditempuh sangat dekat.

Jika jaraknya terlalu jauh, gunakan angkutan umum. Jika harus mengemudi, tawarkan kepada yang lain barangkali memiliki tujuan yang searah atau sama.

4. Hemat energi di rumah

Ilustrasi hemat energirawpixel.com / PLOYPLOY Ilustrasi hemat energi

Melakukan penghematan energi di rumah bisa sangat membantu mengurangi emisi apabila dilakukan secara serempak.

Matikan peralatan elektornik bila tidak digunakan, matikan lampu saat siang hari, dan pemakaian pendingin ruangan yang efisien bisa kita lakukan.

Apabila mampu, kita bisa memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di rumah. Selain membantu mengurangi emisi, pemasangan PLTS juga bisa menghemat tagihan listrik.

Baca juga: Malang Raya Butuh Pemimpin Pro-Iklim

5. Jangan buang-buang makanan

Ilustrasi sampah makanan, limbah makanan.Evan Lorne/Shutterstock Ilustrasi sampah makanan, limbah makanan.

Sepertiga dari seluruh makanan yang diproduksi hilang atau terbuang. Makanan yang terbuang dapat melepaskan metana, salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global.

Menurut laporan UNEP tahun 2021, masyarakat di seluruh dunia membuang 1 miliar ton makanan setiap tahunnya.

Makanan yang terbuang yang menyumbang sekitar 8 sampai 10 persen emisi gas rumah kaca global.

Hindari pemborosan dengan hanya membeli apa yang Anda butuhkan. Manfaatkan setiap bagian makanan yang dibeli.

6. Terapkan gaya berpakaian yang berkelanjutan

Industri fesyen menyumbang 8 sampai 10 persen emisi karbon global dan fast fashion telah menciptakan budaya membuang yang membuat pakaian cepat berakhir di tempat pembuangan sampah.

Tapi kita bisa mengubahnya. Belilah lebih sedikit pakaian baru dan kenakan lebih lama.

Carilah label ramah lingkungan di produk pakaian serta daur ulang pakaian bekas dan perbaiki bila perlu.

7. Tanam pohon

Ilustrasi menanam pohon agar hutan tidak gundulfreepik.com/jcomp Ilustrasi menanam pohon agar hutan tidak gundul

Setiap tahun, sekitar 12 juta hektare hutan mengalami deforestasi dan degradasi, melepaskan sekitar 25 persen emisi gas rumah kaca global.

Kita semua dapat berperan melawan fenomena ini dengan menanam pohon, baik secara individu maupun secara kolektif.

Misalnya, inisiatif Plant-for-the-Planet memungkinkan masyarakat mensponsori penanaman pohon di seluruh dunia.

Baca juga: Dukung Mitigasi Perubahan Iklim, Pemerintah Perkuat Ekosistem Karbon Biru

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Disebut Pertimbangkan Investasi Baterai Kendaraan Listrik di RI

Elon Musk Disebut Pertimbangkan Investasi Baterai Kendaraan Listrik di RI

Pemerintah
JETP Harus Lirik Energi Terbarukan Berbasis Komunitas yang Pangkas Kemiskinan 16 Juta Orang

JETP Harus Lirik Energi Terbarukan Berbasis Komunitas yang Pangkas Kemiskinan 16 Juta Orang

LSM/Figur
BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN
Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Pemerintah
AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

Pemerintah
Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Pemerintah
Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Pemerintah
Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Pemerintah
Indonesia Inisiasi 'Global Water Fund' Danai Pengelolaan Air

Indonesia Inisiasi "Global Water Fund" Danai Pengelolaan Air

Pemerintah
WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

Pemerintah
Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Pemerintah
Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Pemerintah
Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Pemerintah
Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Pemerintah
Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah 'Greenwashing'

Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah "Greenwashing"

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com