Disediakan pula sistem drainase temporer di area pekerjaan maupun pemeliharaan serta sistem drainase di badan jalan serta kantor pengelola Stabat.
Pembangunan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan mempertimbangkan aspek sumber dan siklus material dengan memanfaatkan material lokal sebanyak 15 persen dan menggunakan material prefabrikasi sebanyak 26 persen untuk mencegah timbulnya limbah konstruksi.
Dalam pengelolaan material dan limbah konstruksi, HKI menerapkan prinsip reuse dengan memanfaatkan material hasil galian tanah.
Material tanah yang masih dapat dipakai akan dibawa ke lokasi pekerjaan timbunan. Selain itu, pemanfaatan sisa steel pipe untuk modifikasi spun pile juga menjadi salah satu implementasi recycle dalam pelaksanaan green construction.
Baca juga: 17 Sektor Ini Serap Banyak Tenaga Kerja dari Ekonomi Hijau
Dari aspek tepat guna lahan, pada desain pembangunan jalan tol tepatnya STA 0+000 hingga STA 16+159 juga dilakukan perubahan trase.
Perubahan ini dilakukan agar tidak banyak merelokasi permukiman warga serta area persawahan yang berfungsi sebagai lahan tanaman pangan berkelanjutan.
Lahan permukiman terdampak yang pada desain awal seluas 20,86 hektar berkurang menjadi 8,59 hektar serta lahan pertanian terdampak berkurang dari 40,79 hektar menjadi 0,74 hektar.
Dari sisi sosial, HKI juga berusaha mengurangi disparitas sosial dengan memperhatikan inklusivitas kepada masyarakat seperti melibatkan pekerja dan vendor lokal dalam proses pembangunan.
Partisipasi tenaga kerja lokal Provinsi Sumatra Utara dalam pembangunan Tol Binjai-Pangkalan Brandan mencapai 49 persen.
Tidak hanya itu, 10 persen tenaga kerja yang berkontribusi dalam pembangunan ini merupakan tenaga kerja wanita, disabilitas, dan kaum marginal.
UMKM lokal juga berperan dalam penyediaan barang dan jasa dengan persentase sebesar 34 persen dari keseluruhan pengadaan yang dilakukan.
Lalu, dalam aspek estetika dan pelestarian budaya, HKI juga turut melestarikan budaya lokal dengan mengadaptasi desain yang mengangkat nuansa adat Melayu.
Pada tanggal 23-27 Oktober 2023 lalu, telah dilakukan penilaian kinerja konstruksi berkelanjutan di jalan tol Tol Binjai-Pangkalan Brandan, tepatnya pada seksi Binjai-Stabat.
Penilaian ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Direktorat Keberlanjutan Konstruksi.
Baca juga: Lapangan Kerja dan Upah Meningkat, Ini Deretan Dampak Positif Ekonomi Hijau di Indonesia
Hingga saat ini, tersisa dua tahap terakhir dari rangkaian penilaian yaitu penyampaian kinerja penilaian green construction kepada Menteri PUPR dan penetapan predikat konstruksi berkelanjutan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya