KOMPAS.com – Miliaran orang terancam oleh panas yang berpotensi mematikan dan lembap pada abad ini seiring dengan meningkatnya suhu Bumi akibat perubahan iklim.
Mereka yang diprediksi paling terdampak adalah masyarakat yang tinggal di beberapa kota besar, dari Delhi di India sampai Shanghai di China.
Prediksi tersebut tertuang dalam penelitian terbaru yang diterbitkan oleh jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada Senin (9/10/2023).
Baca juga: Suhu Naik Terus, 2023 Bakal Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah
Dalam skenario yang lebih parah, kombinasi panas ekstrem dan lembap dapat menyebar lebih jauh ke berbagai wilayah, seperti kawasan Tengah Barat AS, Australia, dan Amerika Selatan.
Salah satu peneliti dalam studi tersebut, Matthew Huber dari Purdue University, mengatakan temuan tersebut sangat meresahkan.
“Fenomen ini akan membuat banyak orang dilarikan untuk mendapat perawatan medis di rumah sakit,” kata Huber kepada Reuters.
Studi tersebut menemukan, sekitar 750 juta orang dapat mengalami panas lembab yang berpotensi mematikan selama satu pekan per tahun jika suhu naik 2 derajat celsius di atas rata-rata suhu sebelum Revolusi Industri.
Jika pemanasan melebihi 3 derajat celsius dengan kelembapan tinggi, lebih dari 1,5 miliar orang akan menghadapi ancaman tersebut.
Baca juga: Puncak El Nino Belum Terjadi, Suhu Panas Sudah Sangat Terasa
Dan yang membuat semakin khawatir adalah, menurut laporan PBB United Nations Emissions Gap report 2022, kebijakan-kebijakan yang diterapkan dunia saat ini diprediksi akan membuat Bumi mengalami kenaikan 2,8 derajat celsius pada 2100.
Meskipun India, Pakistan, dan negara-negara Teluk telah sempat mengalami panas lembab yang berbahaya dalam beberapa tahun terakhir, studi tersebut menemukan bahwa fenomena yang sama akan menimpa kota-kota besar lain mulai dari Lagos, Nigeria, hingga Chicago, Illinois jika suhu dunia terus memanas.
“Hal ini terjadi di tempat-tempat yang tidak kami pikirkan sebelumnya,” kata peneliti lain dalam studi tersebut, Daniel J Vecellio dari George Mason University.
Jika suhu Bumi naik 4 derajat celsius, Kota Hodeidah di Yaman akan mengalami potensi panas lembab mematikan sekitar 300 hari per tahun.
Lantas, pada suhu berapa derajat celsius manusia bisa menahan panas?
Baca juga: Bukan Hanya Indonesia, Suhu Panas Juga Terjadi di Berbagai Negara
Dilansir dari jurnal Science Advance via Live Science, jawabannya terdapat pada dalam uji wet-bulb temperature dengan batas atas 35 derajat celsius.
Jika suhu pada uji wet-bulb temperature melampaui 35 derajat celsius, maka kondisi udara saat itu bisa berbahaya bagi manusia.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya