JAKARTA, KOMPAS.com - Grup MIND ID tengah bersiap memperluas ekspor mineral imbas adanya kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang diumumkan Donald Trump pekan lalu.
Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menyebutkan mineral kelolaan Grup MIND ID yakni tembaga, emas, nikel, timah, aluminium, dan batu bara sebagian besar ditujukan untuk pasar Asia seperti China, India, Jepang, Hongkong serta Eropa. Sedangkan sebagian kecilnya masuk ke pasar AS.
"Kami melihat momentum ini dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor, memperluas penetrasi pasar terutama untuk komoditas seperti tembaga, emas, timah, dan nikel olahan," ungkap Heri saat dihubugi Kompas.com, Rabu (9/4/2025).
Baca juga: Lancarkan Ekspor Nikel, Pemerintah Harus Lakukan Lobi ke AS
Melihat perkembangan pasar global saat ini, kata Heri, MIND ID berpeluang meningkatkan ekspor produk mineral perusahaan yang dinaungiya.
"Terutama jika produk-produk mineral Indonesia masuk dalam daftar pengecualian tarif Amerika," imbuh dia.
Heri menyampaikan, pihaknya tengah memetakan pasar ekspor berdasarkan risiko tarif. Selain itu, berfokus pada penguatan ekspor ke negara yang bersahabat dari segi tarif maupun geopolitik.
"Kami juga akan optimalisasi produk hilir bernilai tambah serta meningkatkan ekspor produk hilirisasi misalnya katoda tembaga, nikel sulfat, logam tanah jarang," papar Heri.
Produk-produk tersebut, menurut dia, memiliki nilai jual lebih tinggi dan lebih tahan terhadap fluktuasi pasar.
Sebagai informasi, Trump menaikkan tarif impor untuk 180 negara. Tarif impor Indonesia sebesar 32 persen.
Merespons kebijakan tersebut, Presiden RI Prabowo Subianto, mengakui tarif impor akan berdampak ke Indonesia. Dua memprediksi, Indonesia bisa terdampak berat, khususnya di sektor industri tekstil, garmen, hingga furnitur.
“Tetapu kita akan cari jalan keluar. Kita harus berani mencari pasar baru,” kata Prabowo.
Menurut dia, ekonomi Indonesia saat ini cenderung bergantung kepada Amerika Serikat. Oleh karenanya, Prabowo mengajak momentum ini harus dijadikan tantangan agar ekonomi Indonesia bisa bangkit. Sebab, situasi ekonomi saat ini sudah berubah.
Baca juga: Ahli Wanti-wanti Perang Dagang Trump Bisa Ancam Pembangunan Berkelanjutan
“Sekarang kita harus bangun, dewasa, dan tidak hanya kita, Eropa, negara Asia, semua, Australia, semua. Dan memang benar situasi berubah dan itu yang saya sudah ingatkan bertahun-tahun, saya ingatkan terus,” tutur Prabowo.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya