Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MIND ID Bersiap Perluas Ekspor Mineral Imbas Lonjakan Tarif Impor AS

Kompas.com - 09/04/2025, 13:15 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Grup MIND ID tengah bersiap memperluas ekspor mineral imbas adanya kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang diumumkan Donald Trump pekan lalu. 

Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menyebutkan mineral kelolaan Grup MIND ID yakni tembaga, emas, nikel, timah, aluminium, dan batu bara sebagian besar ditujukan untuk pasar Asia seperti China, India, Jepang, Hongkong serta Eropa. Sedangkan sebagian kecilnya masuk ke pasar AS. 

"Kami melihat momentum ini dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor, memperluas penetrasi pasar terutama untuk komoditas seperti tembaga, emas, timah, dan nikel olahan," ungkap Heri saat dihubugi Kompas.com, Rabu (9/4/2025). 

Baca juga: Lancarkan Ekspor Nikel, Pemerintah Harus Lakukan Lobi ke AS

Melihat perkembangan pasar global saat ini, kata Heri, MIND ID berpeluang meningkatkan ekspor produk mineral perusahaan yang dinaungiya. 

"Terutama jika produk-produk mineral Indonesia masuk dalam daftar pengecualian tarif Amerika," imbuh dia. 

Heri menyampaikan, pihaknya tengah memetakan pasar ekspor berdasarkan risiko tarif. Selain itu, berfokus pada penguatan ekspor ke negara yang bersahabat dari segi tarif maupun geopolitik.

"Kami juga akan optimalisasi produk hilir bernilai tambah serta meningkatkan ekspor produk hilirisasi misalnya katoda tembaga, nikel sulfat, logam tanah jarang," papar Heri. 

Produk-produk tersebut, menurut dia, memiliki nilai jual lebih tinggi dan lebih tahan terhadap fluktuasi pasar. 

Sebagai informasi, Trump menaikkan tarif impor untuk 180 negara. Tarif impor Indonesia sebesar 32 persen.

Merespons kebijakan tersebut, Presiden RI Prabowo Subianto, mengakui tarif impor akan berdampak ke Indonesia. Dua memprediksi, Indonesia bisa terdampak berat, khususnya di sektor industri tekstil, garmen, hingga furnitur.

“Tetapu kita akan cari jalan keluar. Kita harus berani mencari pasar baru,” kata Prabowo. 

Menurut dia, ekonomi Indonesia saat ini cenderung bergantung kepada Amerika Serikat. Oleh karenanya, Prabowo mengajak momentum ini harus dijadikan tantangan agar ekonomi Indonesia bisa bangkit. Sebab, situasi ekonomi saat ini sudah berubah. 

Baca juga: Ahli Wanti-wanti Perang Dagang Trump Bisa Ancam Pembangunan Berkelanjutan

“Sekarang kita harus bangun, dewasa, dan tidak hanya kita, Eropa, negara Asia, semua, Australia, semua. Dan memang benar situasi berubah dan itu yang saya sudah ingatkan bertahun-tahun, saya ingatkan terus,” tutur Prabowo.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Energi Bersih: Mimpi Besar atau Janji Kosong Indonesia?
Energi Bersih: Mimpi Besar atau Janji Kosong Indonesia?
Pemerintah
Mom Uung Rilis Penelitian ASI Booster untuk Perkuat Literasi Menyusui di Indonesia
Mom Uung Rilis Penelitian ASI Booster untuk Perkuat Literasi Menyusui di Indonesia
Swasta
WHO: 3 Miliar Orang Alami Masalah Otak, Cuma yang Kaya Bisa Berobat
WHO: 3 Miliar Orang Alami Masalah Otak, Cuma yang Kaya Bisa Berobat
Pemerintah
Hindari Kecurangan, Pemerintah Siapkan Mekanisme Pengawasan Karbon
Hindari Kecurangan, Pemerintah Siapkan Mekanisme Pengawasan Karbon
Pemerintah
Studi Oxford dan Pennsylvania: Carbon Offset Gagal Jawab Masalah, Hentikan Saja
Studi Oxford dan Pennsylvania: Carbon Offset Gagal Jawab Masalah, Hentikan Saja
LSM/Figur
PBB Ingin Kapal Nol Emisi, AS Hadang dengan Ancaman bagi Pendukungnya
PBB Ingin Kapal Nol Emisi, AS Hadang dengan Ancaman bagi Pendukungnya
Pemerintah
Deforestasi Dunia di Luar Kendali, Naik hingga 63 Persen
Deforestasi Dunia di Luar Kendali, Naik hingga 63 Persen
LSM/Figur
4 dari 190 IUP yang Dibekukan Dibuka, Lainnya Bisa Menyusul Asal Bayar Jaminan Reklamasi
4 dari 190 IUP yang Dibekukan Dibuka, Lainnya Bisa Menyusul Asal Bayar Jaminan Reklamasi
Pemerintah
Dukung Target NZE 2060, PLN Siap Tambah Kapasitas Energi Berbasis EBT
Dukung Target NZE 2060, PLN Siap Tambah Kapasitas Energi Berbasis EBT
BUMN
Tak Punya Lahan, Jakarta dan Bandung Belum Masuk Proyek 'Waste to Energy'
Tak Punya Lahan, Jakarta dan Bandung Belum Masuk Proyek "Waste to Energy"
Pemerintah
Menteri LH Akui Ada Keteledoran Perusahaan dalam Kasus Radioaktif Cikande
Menteri LH Akui Ada Keteledoran Perusahaan dalam Kasus Radioaktif Cikande
Pemerintah
Oil Change International: Jepang Lakukan Kolonialisme Karbon di Asia Tenggara lewat Teknologi Gagal
Oil Change International: Jepang Lakukan Kolonialisme Karbon di Asia Tenggara lewat Teknologi Gagal
LSM/Figur
Ecolab Perkenalkan Sistem Pendinginan Ramah Lingkungan untuk Pusat Data Masa Depan
Ecolab Perkenalkan Sistem Pendinginan Ramah Lingkungan untuk Pusat Data Masa Depan
Swasta
Tiga Startup Raih Rp 10 Miliar untuk Uji Coba Solusi Iklim di Indonesia
Tiga Startup Raih Rp 10 Miliar untuk Uji Coba Solusi Iklim di Indonesia
Swasta
Potensi dan Permintaan Energi Kaltim Belum Nyambung, PLN Siapkan Super Grid
Potensi dan Permintaan Energi Kaltim Belum Nyambung, PLN Siapkan Super Grid
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau